
Jakarta,Infomsi.org-Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin) Spei Yan Bidana terus melakukan percepatan pembangunan daerah tertinggal. Langkahnya dengan menjemput bolah di Kementerian.
Pegunungan Bintang dipimpin Speiyan sudah menyun dokumen perencanaan sebagai acuan berbagai pihak (stakeholders) baik pemerintah daerah, swasta, maupun masyarakat dalam mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Baca Juga : Menaker Ida Fauziyah Hadiri Peringatan HUT Ke-66 Kebangsaan Malaysia,Ini Harapannya
Menunjang hal tersebut, Speiyan didampingi staf khus Prof Yohanes Sardjono menemui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakya (PUPR), Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta Pusat Jum’at 1/9/2023.
“Memperkuat sistem dan komitmen instansi/lembaga baik di pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan PPDT,” kata Speiyan dalam agenda konsultasi BRIN satu hari lalu, Kamis 31/8/2023.
Tujuan hadir di Kementerian kata Speiyan menjadi dasar dan panduan pelaksanaan PPDT Kabupaten Pegubin. Secara terarah untuk menjamin pemerataan pembangunan daerah melalui seluruh aspek, baik sosial, ekonomi dan infrastruktur.
“Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), sasaran strategis nasional yang akan dicapai pada pelaksanaan PPDT di tahun 2923- 2024 tak lain meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat Pegunungan Bintang,” ungkap Spaiyan
Baca Juga : Jelang Pemilu 2024, KPU RI Gelar Doa Bersama untuk Pemilu Damai
Sebagai dasar penyusunan kebijakan, program dan kegiatan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di setiap tahapan pelaksanaan pada setiap tahun berjalan.
Sebelumnya, Selasa 29/8/2023, Speiyan dan staf khus Prof Yohanes Sardjono, bertemu dengan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintah dan Wawasan Kebangsaan, Dr Velix Vernando Wanggai di Kantor Setwapres Jakarta.
“Kami tadi sudah bertemu dengan Deputi Pak Velix Wanggai dan menyampaikan sejumlah kebutuhan yang sangat mendesar terkait pembangunan infrastruktur dasar yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang yang sedang kami genjot,” kata Speiyan
“Kami berharap, momen kunjungan Bapak Wapres ke Papua pekan depan, wilayah kami bisa dilihat. Bahkan kami minta, Bapak Wapres bisa mengagendakan untuk berkunjung langsung ke Pegubin,” sambung Spaiyan.
Menurut Speiyan Kabupaten Pegunungan Bintang di Papua Pegunungan termasuk daerah 3T yakni Terisolir, Terdepan dan Terluar di negara ini.
Pegunungan Bintang terisolir karena minimnya akses jalan darat yang menghubungan dari dan ke kabupaten lain. Wilayah ini juga menjadi beranda depan negara karena berada tepat di garis perbatasan Papua New Guinea (PNG) dan Indonesia.
“Oleh karena itu, kami sangat memohon bantuan Bapak Wapres terhadap percepatan pembangunan infrastruktur dasar yang tengah kami galakkan sejak kepemimpinan kami,” tutur Spei.
Bupati Speiyan menjelaskan, ada enam sektor prioritas yang sedang digenjot Pemda Pegununagan Bintang saat ini untuk keluar dari ketertinggalan. Hal ini tentu butuh perhatian dari Pemerintah Pusat melalui alokasi anggaran yang besar.
Bupati Speiyan menjelaskan, ada enam sektor prioritas yang sedang digenjot Pemda Pegununagan Bintang saat ini untuk keluar dari ketertinggalan.
Infrastuktur jalan ini sangat penting agar bisa membuka keterisolasian jalur darat Kabupaten Pegunungan Bintang yang selama ini.
“Selama ini, mobilitas barang dan penumpang selalaui memakai pesawat udara sehingga harga sembako dan bahan bangunan sangat mahal, harus ditambah harga normal dengan harga ongkos pesawat udara Rp.30.000/kg,” urai Speiyan.
Pegunungan Bintang Jemput Bola di Kementrian, pembangunan kampus Universitas Okmin Papua (UOP) untuk mendukung perkuliahan.
UOP adalah satu-satunya universitas swasta di Pedalaman Papua Pegunungan yang sudah terakreditasi Baik oleh BAN PT yang disiapkan sebagai solusi pendidikan tinggi bagi generasi Oang Asli Papua (OAP).
Ketiga, konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS), dimana terdapat 3 aliran sungai yakni Digul, Mambramo, dan Sivic yang hulunya di Kabupaten Pegunjngan Bintang.
Konservasi DAS, maka akan dapat menumbuhkan ekonomi lokal melalui pembangkit energi listrik Zero Release Emision dari PLTMH. Ia menyebut agroforestry obat herbal, pengembangan perkebunan kopi dan kakao, serta ekowisata.
“Kemudian, keempat, kami minta percepatan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Atoam yang menghubungkan tambang Oktedy PNG dengan Oksibil,” pukas Speiyan. (ror)