Jakarta,msinews.com-Masih belum sembuh luka batin rakyat NTT terutama para korban Human Trafficking yang terus masif dan belum ada tindak tegas dari aparat kepolisian
Bahwa para pelaku Human Trafficking dibeking oleh Petinggi Polda NTT saat dibongkar oleh anggota Polri Putra asli NTT RS.
Adapun nasib sial bagi RS bukannya didukung dan dibela untuk usut pelaku dan Auktor Intelektualis Human Trafficking oleh Pimpinan Polda NTT justru mereka menjadi “Beking” jaringan mafiosi Human Trafficking.
Sayang, perjuangan RS membongkar kasus tersebut bukannya diapresiasi tapi justru dikriminalisasi dan dipenjarakan.
Kotak pandora terbuka dan jaringan Human Trafficking dibongkar dan menjadi atensi Presiden Jokowi dan dunia internasional salah satunya Paus Fransiskus.
Fakta membuktikan hingga saat ini “Bos-Bos Pimpinan Polda NTT yang diduga kuat beking dan pelaku kriminalisasi RS sama sekali tidak tersentuh hukum”
Sungguh sangat miris dan menyedihkan Polri putera asli NTT yang berani, dikriminalisasi sedangkan Bos diamankan gimana mau berantas Mafiosi Human Trafficking?
Presiden Jokowi dan Komnas Ham nyatakan NTT daerah darurat Human TraffickingNTT menjadi atensi Nasional dan Internasional dalam pencegahan dan penegakan hukum.
Berkat perjuangan RS dkk maka para Pelaku Human Trafficking ditangkap dan diproses hukum tetapi Auktor Intelektualis dan Beking-Bekingnya sama sekali tidak tersentuh hukum
“Ini menjadi PR Besar Rakyat NTT,Pers,CSO dan Lembaga Agama di NTT untuk lebih berani menekan Kapolri,Presiden RI dan DPR RI untuk tidak melindungi dan mengamankan “BEKING-BEKING MAFIOSI HUMAN TRAFFICKING,” tegas Gabriel Goa.
Belum selesai jerit tangis rakyat NTT terutama para Korban Human Trafficking yang pulang dalam peti mati, kini RS dkk Krimum Polresta Kupang Kota kembali dikriminalisasi dan didiskriminasi Pimpinan Polda NTT atas keberanian mereka membongkar kejahatan mafiosi BBM Bersubsidi untuk Nelayan dan Petani Miskin NTT yang dirampok dan dibeking “Diduga Kuat Bos-Bos Oknum Petinggi Polda NTT”
Dana triliunan untuk biaya subsidi BBM bagi Nelayan dan Petani NTT dirampok secara berjamaah di NTT.
“NTT Bukan Anak Tiri di NKRI jadi sudah waktunya solidaritas bersama untuk mendukung RS dkk. Terpanggil nurani kemanusiaan mendukung RS dkk yang sudah membongkar jaringan mafia Human Trafficking dan kini membongkar jaringan mafia BBM Bersubsidi bagi rakyat miskin NTT yakni Nelayan dan Petani,” ujarnya.
KOMPAK Indonesia (Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi Indonesia), Lembaga Hukum dan Ham PADMA INDONESIA(Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) Penggiat Anti Human Trafficking, Penggiat Ham,Penggiat Anti Korupsi dan Pers buka suara.
Pertama, mendesak Komisi III DPR RI segera memanggil resmi Kapolri dan Kapolda NTT beserta seluruh jajarannya untuk dimintai pertanggungjawaban terkait belum ditangkap dan diproses hukum Auktor Intelektualis dan “Beking-Beking” mafiosi Human Trafficking, BBM Bersubsidi untuk Nelayan dan Petani Miskin NTT, Calon Taruna Akpol dan Polri di wilayah hukum NTT.
Kedua, mendesak KOMNAS HAM, KOMPOLNAS dan OMBUDSMAN RI memanggil resmi Kapolri dan Kapolda NTT untuk dimintai keterangan resmi terkait Dugaan Pelanggaran Ham dan Maladministrasi.
Ketiga, mendesak KPK RI untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan kuat gratifikasi dan/atau suap dalam Kasus Human Trafficking,Kasus BBM Subsidi untuk Nelayan dan Petani Miskin NTT,Kasus Judi dan Kasus Catar Akpol serta Polri SPN di wilayah NTT.
Baca Juga:Difasilitasi Dewan Pers, 36 Wartawan di NTT Ikut UKW
Keempat, mengajak solidaritas rakyat NTT, Penggiat Anti Human Trafficking, Penggiat Anti Korupsi, Penggiat Ham, Lembaga Agama,Lembaga Masyarakat dan ORMAS, Mahasiswa dan Mahasiswi serta Pers untuk solid berkolaborasi mendukung total RS dkk putera asli NTT untuk berjuang memberantas mafioasi kejahatan di NTT yang diduga kuat dibeking “Bos-Bos Oknum Pimpinan Polda NTT dan RS, dkk dikriminalisasi dan didiskriminasi karena mereka berani membongkar kejahatan Mafiosi BBM Subsidi di NTT.
“Kita tidak boleh biarkan lagi RS dkk terulang kembali seperti RS dkk bongkar mafiosi Human Trafficking dulu NTT Bergerak Lawan Kaum Kuat Kuasa dan Kuat Modal yang dibeking diduga kuat OKNUM BOS APARAT PENEGAK HUKUM,” ujar Gabriel Goa, Ketua KOMPAK INDONESIA.** (Sp).