Menteri Pertanian dan Alumni IPB, Perkuat Ketahanan Pangan

banner 468x60

Jakarta, MSINews.com – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, bersama Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), menggandeng kekuatan SDM dan benih unggul IPB untuk melakukan percepatan tanam dan peningkatan produktivitas. Proyek ambisius ini akan mencakup lahan seluas 500 hektare di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Menurut Mentan Amran Sulaiman, kolaborasi ini bertujuan mencapai produktivitas di atas 10 ton per hektare, yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap hasil panen nasional. Dalam sambutannya pada kunjungan Jajaran Alumni IPB, Mentan menyatakan tekadnya untuk bukan hanya membangun percontohan, melainkan lahan padi sejati.

banner 336x280

Baca Juga : RUU Pilkada Disetujui DPR, Praksi PKS Masih Menolak 

“Saya hari ini kedatangan tamu terhormat, ketua Alumni IPB, Beliau sahabat saya kemudian membawa ahli dari IPB, kita kolaborasi, kita akan membangun bukan lagi percontohan tapi membangun lahan padi seluas 500 hektar,” ujar Mentan.

Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menciptakan lahan pertanian yang produktif, tetapi juga melibatkan seluruh spektrum masyarakat pertanian. Amran Sulaiman meminta pengawalan dari seluruh jajaran Kementerian Pertanian, meyakini bahwa dengan konsistensi pengembangan ini, Indonesia dapat menjadi negara paling kuat di bidang pertahanan dan pasokan pangan dalam waktu 10 tahun.

“Kalau ini jadi kenyataan aku percaya dalam waktu 10 tahun kira akan menjadi negara paling kuat di dunia. Kami janji akan turun dan mengawal produksinya hingga mencapai 12 ton per hektar,” tandasnya.

Selain itu, dalam aspek teknis, kolaborasi ini melibatkan mahasiswa dengan memberikan mereka peran penting dalam berbagai tahap, mulai dari produksi hingga pasca panen. Mahasiswa akan terlibat dalam pengelolaan benih, memperkuat peran mereka dalam pembangunan pertanian Indonesia.

Ketua Alumni IPB, Walneg S Jas, menyambut baik inisiatif ini. Pihaknya berkomitmen untuk menyediakan benih yang dibutuhkan, dengan harapan bahwa kolaborasi ini dapat mempercepat swasembada dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“Biasanya 1 hektar itu butuh sekitar 25 kilo kan, ya? Nah, 25 kilo 1 hektar dikali saja untuk 500 hektare. Kita bersyukur karena pembiayaannya dari Kementan. Jadi kami menyampaikan terimakasih karena ini adalah solusi untuk peningkatan kapasitas produksi. Negara kita ini butuh produksi yang lebih tinggi, utamanya misalnya padi,” jelas Walneg S Jas.

Baca Juga : KPK Geledah Kantor Kejari Bondowoso Terkait OTT, Dokumen Penting Dibawa

Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menjadi tonggak sejarah dalam pertanian Indonesia tetapi juga menjadi model bagi proyek serupa di masa depan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *