Risma Gandeng Kementerian Lain Terkait Disabilitas SLB

oleh
banner 468x60
Kemensos
Dimeja kerjanya Kemensos mengusulkan adanya kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Kementerian Agama dalam menunjang Program Disabilitas

Jakarta – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memastikan akan terus berkomitmen memenuhi hak, perlindungan penyandang disabilitas. Ia mengatakan siap memperkuat peran kelembagaan Sekolah Luar Biasa (SLB) melalui kerja sama dengan beberapa kementerian Terkai.

Risma menyebut persoalan yang dihadapi penyandang disabilitas, SLB, cukup kompleks dan banyak tantangannya.

banner 336x280

Oleh karena itu, ia mengusulkan adanya kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Kementerian Agama.

Kerja sama itu kata Risma diharapkan meningkatkan efektifitas pengembangan kapasitas siswa SLB.

“Terus terang, saya tidak di tataran mengambil alih karena pasti biayanya sangat besar. Tapi pada bidang-bidang tertentu, misalkan life skill, kami bisa bantu, Kemensos bisa turun di situ. Jadi di sekolah selain dia belajar seperti anak-anak lain, ada life skill juga yang kita bisa berikan,” kata Risma di Jakarta, Selasa 19/9/2023.

Baca Juga : Ma’ruf Amin Minta Diaspora Perkuat Nilai Kebangsaan, di Tiongkok 

Polutisi PDIP itu menyampaikan maksud ingin berdiskusi dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menag Yaqut Cholil Qoumas terkait penanganan anak-anak di SLB.

Atas pernyataan itu, Risma berpendapat, penyandang disabilitas memiliki kebutuhan khusus yang dalam tataran tertentu.

Ia menilai perlu adanya pendekatan spesifik melalui usulannya untuk bekerja sama dengan kementerian terkait.

Risma mengatakan pihaknya akan membantu mendampingi anak sesuai dengan kebutuhan disabilitasnya.

Baca Juga : Jokowi Tertawa Saat Ditanya Dia Pilih Sapa di 2024. 

Dirinya pun berniat memasukkan kurikulum yang mengajarkan siswa disabilitas agar lebih mandiri dan mendampingi mereka hingga berdaya ketika lulus pendidikan.

“Saya ingin anak-anak di SLB itu, saat dia keluar (lulus pendidikan), dia punya keterampilan, bagaimana mereka bisa mandiri, minimal untuk kegiatan dia sendiri. Sebab, penanganan terhadap setiap anak berbeda, mereka memerlukan _treatment_ masing-masing, tidak bisa disamaratakan,” ungkapnya

Penanganan Sentra/Sentra Terpadu milik kata Risma, lanjutnya, anak-anak penyandang disabilitas yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekola.

Dia beranggapan kerja sama ini, Mensos berfokus pada upaya penanganan anak-anak disabilitas agar lebih maksimal lagi.

“Karena sebetulnya, kalau kita tangani dengan benar, banyak dari mereka yang berdaya. Kita banyak contohnya, yang kita ajari activity daily livingnya. Kita latih life skillnya hingga mereka berdaya dan mampu melanjutkan hidup dari hasil mengembangkan kapasitasnya,” pungkasnya (Bay)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *