Jakarta, MSINews.com – Pada Selasa (19/3), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan dalam konferensi pers bahwa wabah kolera di seluruh dunia sangat terkait erat dengan perubahan iklim dan situasi krisis kemanusiaan. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Imunisasi, Vaksin, dan Biologi WHO, Dr. Kate O’Brien, saat berbicara pada konferensi pers Kelompok Penasihat Strategis Pakar Imunisasi (SAGE).
Dr. O’Brien menekankan bahwa wabah kolera saat ini dipengaruhi oleh kondisi darurat akibat perubahan iklim dan konflik bersenjata, serta kebutuhan akan air bersih dan sanitasi yang memadai. Dia menjelaskan bahwa vaksinasi bukanlah satu-satunya solusi, karena kolera berkaitan erat dengan kebersihan lingkungan.
Baca juga : Info dan Agenda DPR RI Rabu 20 Maret 2024 Apa saja
“Saat ini, kami memperhatikan peningkatan wabah kolera yang sangat terkait dengan perubahan iklim mendesak dan situasi konflik. Kami telah meningkatkan kewaspadaan terhadap kolera, namun penting untuk diingat bahwa vaksinasi hanyalah salah satu langkah dalam upaya pencegahan,” kata Dr. O’Brien.
Lebih lanjut, Dr. O’Brien menggarisbawahi pentingnya imunisasi dalam menghadapi berbagai ancaman kesehatan global, termasuk wabah campak. Dia menjelaskan bahwa dengan perubahan iklim, migrasi populasi, dan krisis kemanusiaan yang meluas, upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi menjadi lebih krusial daripada sebelumnya.
“Dengan kondisi wabah yang sedang terjadi, perubahan iklim, dan krisis kemanusiaan, pencegahan melalui imunisasi menjadi sangat penting. Program imunisasi telah membuktikan bahwa perlindungan terhadap penyakit adalah kunci dalam menanggapi patogen baru, seperti yang kita alami dalam kasus penyakit COVID-19,” ungkapnya.
Selain itu, Dr. O’Brien menyampaikan bahwa SAGE saat ini sedang meninjau beberapa vaksin baru untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) pada remaja dan orang dewasa. Menyoroti dampak global TBC, dia menjelaskan bahwa lebih dari 1,3 juta orang meninggal karena TBC pada tahun 2022, dengan lebih dari 10 juta lainnya terinfeksi.
Meskipun demikian, Dr. O’Brien juga menyoroti hambatan akses terhadap vaksin yang bukan hanya terkait dengan disinformasi, melainkan juga masalah ketersediaan dan aksesibilitas vaksin di beberapa daerah.
Baca juga : Tim Hukum Anies-Muhaimin Resmi Daftarkan Gugatan Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi
“Walaupun disinformasi telah menjadi perhatian utama, terutama selama pandemi COVID-19, kita tidak boleh mengabaikan masalah ketersediaan dan aksesibilitas vaksin di lapangan. Kita perlu memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang mudah dan layanan yang berkualitas untuk mendapatkan vaksin yang mereka butuhkan,” tambahnya.
Dr. O’Brien menekankan perlunya meningkatkan permintaan masyarakat akan vaksin, sambil mengatasi tantangan logistik dan infrastruktur yang mungkin menghambat upaya vaksinasi massal.
“Informasi yang salah atau disinformasi mungkin merupakan satu aspek, namun alasan utama orang tidak mendapatkan vaksinasi bukanlah itu. Kita perlu fokus pada meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan bagi semua,” paparnya.
Dengan demikian, WHO menegaskan pentingnya kolaborasi global dalam mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks, termasuk upaya pencegahan melalui imunisasi dan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan masyarakat di seluruh dunia.