Jakarta, InfomsiNews–Direktur Prasarana Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Harno Trimadi mengungkap banyak pihak rekanan (kontraktor) titipan dari Mentri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam kegiatan proyek pembangunan dan peningkatan jalur kereta api di beberapa Daerah Kabupaten.
Hal tersebut dilontarkan Harno Trimadi saat menjadi saksi dalam sidang dugaan suap pejabat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub di Pengadilan Tipikor Semarang pada hari Kamis, bersama terdakwa Direktur PT Istana Putra Agung, Dion Renato Sugiarto.
Dalam kesaksian Harno mengatakan kasus suap arahan langsung dari Menteri Perhubungan. Ia menyebut proyek peningkatan jalur kereta api Lampegan-Cianjur yang terbagi dalam empat paket diarahkan sebagai pemenang tender.
“Disebutkan bahwa ada yang sudah dipastikan ikut dalam dua paket, yaitu anggota DPR dan Pak Wahyu,” kata Harno dalam sidang yang dipimpin oleh Hakim Ketua Gatot Sarwadi, dikutip Suara com Jum”at 4/8/2023.
Dia menjelaskan bahwa Wahyu, yang merupakan titipan Menhub, diduga merupakan adik ipar dari Presiden Joko Widodo.
Harno, yang juga menjadi tersangka dalam kasus suap pejabat DJKA, meyakini bahwa Wahyu adalah adik ipar dari Presiden.
Lebih lanjut ia memberikan Kontraktor lain yang merupakan titipan Menhub adalah seorang pengusaha bernama Billy Haryanto alias Billy Beras.
Billy Beras ikut dalam lelang paket pekerjaan jalur ganda kereta api “elevated” antara Solo Balapan-Kadipiro KM 104+900 s.d. KM 106+900 (JGSS 4).
Satu lagi nama yang disebutkan oleh Harno adalah Ibnu, yang diajelaskan sebagai teman dekat Menhub Budi Karya.
Tidak sampai cukup disitu saksi juga menyebut adanya jatah pekerjaan infrastruktur perkeretaapian untuk anggota DPR dari Komisi V, yang merupakan mitra Kementerian Perhubungan. Ia menyebutkan adanya kontraktor titipan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Dalam kasus sebelumnya, Direktur PT Istana Putra Agung, Dion Renato Sugiarto, didakwa memberikan suap kepada pejabat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dengan total mencapai Rp27,9 miliar agar memperoleh pekerjaan pembangunan dan peningkatan jalur kereta api di tiga provinsi.
Proyek-proyek jalur kereta api yang dikerjakan oleh perusahaan jasa konstruksi di bidang perkeretaapian tersebut masing-masing berada di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. (ror)