Jakarta, MSINews – SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi) telah revisi rencana pengembangan Blok Masela Maluku dengan tambahan Investasi US$ 1 Miliar cukup Vantastis. Revisi tersebut, menambah biaya investasi sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun (asumsi kurs Rp.15.550 per US$) dari perkiraan investasi awal sebesar US$ 19,8 miliar atau Rp.307,89 triliun.
Menurut Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, revisi Plan of Development (PoD) Blok Masela saat ini dalam proses pembahasan dengan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji.
Baca juga : KPK Minta Imigrasi Cegah 4 Orang, Buntut Kasus Karen Agustiawan
Benny menilai investasi untuk pengembangan Blok Masela diprediksi tidak akan jauh berubah, akan ada tambahan biaya sekitar US$ 1 miliar. Hal ini disebabkan oleh penambahan fasilitas penangkapan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS) untuk proyek tersebut.
“Kemarin kan sebenarnya tinggal menunggu perubahan participating interest (PI) aja. Jadi secara resmi di-submit oleh PI yang baru ini. CCS itu sekitar US$ 1 miliar, itu CCS-nya aja,” dikutip CNBC, Selasa 7/11/2023.
Dilangsir halaman CNBC, Kementerian ESDM menargetkan proyek Lapangan Abadi, Blok Masela, akan dapat beroperasi pada 2029 mendatang. Hal ini menyusul masuknya konsorsium PT. Pertamina (Persero) dan Petronas di Blok Masela, menggantikan Shell yang hengkang dari blok tersebut.
Terpisah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyatakan bahwa konsorsium yang terdiri dari Inpex, Pertamina, dan Petronas telah sepakat untuk menjadwalkan beroperasi Blok Masela pada tahun 2029.
“Kalau perencanaannya akan maju 2029. Saya kira ketiga partisipasi Inpex, Petronas, dan Pertamina sudah sepakat untuk bisa ke 2029, first gas,” kata Tutuka.
Baca Juga : Penentuan Nomor Urut Capres dan Cawapres, DPR: Sebuah Usulan Sah Saja.
Tutuka menjelaskan bahwa saat ini konsorsium Blok Masela sedang melakukan revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD). Dalam revisi tersebut, konsorsium akan menambahkan fasilitas CCS ke dalam rencana pengembangan.
“Itu rencananya, sekarang dibuat lebih rinci. Salah satunya adalah memasukkan CCS, setelah itu, jika sudah tercapai, akan diselesaikan PoD yang lebih komprehensif,” tambahnya.
Untuk diinformasikan, lapangan Abadi Blok Masela diperkirakan akan membutuhkan investasi sebesar US$ 19,8 miliar dan ditargetkan dapat memproduksi 1.600 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara dengan 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) serta gas pipa 150 MMSCFD, dan 35.000 barel minyak per hari. Awalnya, proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua tahun 2027.