Sel. Nov 11th, 2025

Oleh: Erwin Siregar/Wartawan Senior

Di atas tanah yang pernah bergolak,
jejak sejarah tertulis dengan darah dan jerit,
tahun sembilan delapan, langit merah membara,
rakyat turun, bukan untuk pesta—tapi luka.

Ia yang dulu digugat,
dengan tuduhan yang tak ringan:
korupsi, nepotisme, kekuasaan yang mencekik,
namun kini, dikenang sebagai pahlawan?

Apakah waktu telah menghapus ingatan,
atau nurani kita yang mulai tawar?
Di mana suara mahasiswa yang dulu lantang?
Apakah jabatan telah meredam keberanian?

Ribuan jiwa hilang dalam kabut kerusuhan,
ibu-ibu menanti anak yang tak pulang,
namun negeri ini memilih diam,
memberi gelar, seolah luka tak pernah ada.

Siapa yang salah?
Pemberi gelar yang lupa sejarah,
atau kita—yang membiarkan kebenaran dikubur
di balik upacara dan tepuk tangan palsu?

Ini bukan sekadar soal nama,
ini tentang kejujuran pada masa lalu,
karena bangsa yang lupa luka,
akan mudah jatuh di lubang yang sama.

By Media Sejahtera Indonesia

Laju Informasi Pengetahuan Masyarakat Indonesia yang Transpran, Adil dan Maju Guna Pembagunanan NKRI Lebih Baik

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *