Ming. Agu 10th, 2025

Menkeu dan Mensos Makan Siang Bersama Siswa Sekolah Rakyat, Bahas Gizi Kedisiplinan dan Masa Depan Anak

Jakarta,msinews.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) makan siang bareng para siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025).

Tanpa sekat, Sri Mulyani, Gus Ipul, dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono duduk dan berbincang bersama siswa saat makan siang ini. Suasana terasa semakin khidmat, ketika para siswa dengan teratur berdoa bersama sebelum menyantap hidangan yang sederhana namun bergizi lengkap.

Ada satu kisah yang menarik bagi Menkeu Sri Mulyani, ketika sebelumnya berdialog dengan siswa. Ia menyoroti salah satu kisah siswa yang akhirnya bisa makan tiga kali sehari ketika di Sekolah Rakyat. “Kita lihat tadi anak-anak tadi cerita bahwa mereka ada yang biasanya makan hanya satu kali, atau dua kali sehari. Mereka sekarang (di Sekolah Rakyat) mendapatkan makanan tiga kali sehari, plus snack,” jelasnya.

Siswa tersebut adalah Jasmia. Ia bercerita sebelum di Sekolah Rakyat, biasanya di rumah hanya makan dua kali sehari atau sekali. Namun di Sekolah Rakyat dia bisa makan teratur tiga kali sehari.

“Makannya (di sini), alhamdulillah, tiga kali sehari, Bu, Pak. biasanya saya di rumah dua kali, bahkan sekali atau enggak, tidak makan,” ujar Jasmia.

Ia menjelaskan bahwa di Sekolah Rakyat, siswa dibiasakan mengikuti jadwal secara teratur, mulai dari makan, beribadah, hingga tidur. “Jadi saya di sini makin disiplin,” katanya.

Usai makan siang, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Prof Mohammad Nuh mengucapkan terimakasih kepada Menkeu Sri Mulyani. “Matur sembah nuwun Ibu, panjenengan berkenan rawuh (datang) dan dahar (makan) bersama murid-murid atau siswa-siswa Sekolah Rakyat yang ada di sini,” ujarnya.

Kepada Sri Mulyani, Prof Nuh menyampaikan dalam masa awal ada tiga aspek yang dipetakan. Pemetaan ini sebagai titik awal (baseline) siswa, karena tidak ada tes ketika masuk Sekolah Rakyat. Rekrutmen siswa mengacu Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1 dan 2.

Menteri Keungan RI,Sri Mulyani menghadiri acara bersama Mensos

Pemetaan pertama yaitu aspek kebugaran siswa. Prof Nuh menjelaskan semua anak-anak yang masuk Sekolah Rakyat, diukur tingkat fisiknya. “Mulai dari tentu usia, tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan seterusnya, nanti apakah ada kaitan yang stunting atau tidak,” jelasnya.

Aspek kedua yang dipetakan adalah kesehatan siswa. Hal ini perlu diketahui sebagai titik awal, sehingga tingkat kebugaran dan kesehatan siswa bisa diukur selama di Sekolah Rakyat.

“Yang kedua, yaitu kesehatannya pun juga kita jadikan baseline, karena ada anak-anak yang mestinya sudah pakai kacamata, ternyata dia belum pakai kacamata, ada anak-anak yang giginya itu ada kerak dan seterusnya, itu pun juga harus diselesaikan, bahkan ada anemia dan sebagainya” urainya.

Tidak cukup hanya pemetaan kebugaran dan kesehatan, pemetaan juga menyasar psikososial siswa termasuk talentanya. “Semua anak-anak ini sudah dipetakan talenta-talentanya, melalui DNA talent mapping. Sehingga kita tahu kecenderungan anak-anak itu nanti bakatnya ke mana, bakatnya ke mana, bakatnya ke mana, bakatnya ke mana, sehingga para guru itu nanti, kepala sekolah dan guru, pendamping, semuanya bisa mengarahkan sesuai dengan talentanya,” kata Prof Nuh.

By Media Sejahtera Indonesia

Laju Informasi Pengetahuan Masyarakat Indonesia yang Transpran, Adil dan Maju Guna Pembagunanan NKRI Lebih Baik

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *