Jakarta, MSINews.com – Kementerian ESDM bagian Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik (KLIK), Agus Cahyono Adi menyampaikan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) perlu sinergi kuat antara pemerintah dan pihak swasta.
Kementerian ESDM mengharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu produsen kakao terbesar di dunia.
“Pemerintah dan swasta perlu bersinergi untuk meningkatkan produksi dan kualitas kakao Indonesia. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat menjadi salah satu produsen kakao terbesar di dunia,” kata Agus Cahyono di Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Baca juga : Bonyamin Tanggapi Keputusan Dewas KPK Terkait Firli Bahuri
Agus Cahyono mengatakan, PPM tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani kakao dengan tingkatan produksi yang melimpah.
Dalam upaya mengembangkan hal itu kata dia, perlu ada inovasi teknologi, dan mendukung keberlanjutan industri kakao di Indonesia dengan berkualitas.
“Salah satu inovasi PPM yang sukses memberikan dampak positif bagi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat adalah budidaya kakao oleh PT Berau Coal,” ujarnya.
Sementara, Social Enterprise Coordinator Berau Coal Yandi Rama Krisna mengakui
bahwa PT Berau Coal telah sukses melakukan pendampingan di Kampung Rantau Panjang, Kalimantan Timur. Pendampingan tersebut diantaranya memberikan pelatihan teknik budidaya dan pengolahan biji kakao untuk meningkatkan nilai jual.
“Program budidaya Kakao telah dimulai sejak 2010. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan menciptakan lapangan kerja baru,” kata Yandi di kebun Kakao Kampung Rantau Panjang kemarin Kamis (7/12/2023).
Lanjut, Yandi mengatakan, program budidaya kakao melibatkan 184 petani di lahan seluas 600 hektar.
Meskipun menurutnya, Dinas Perkebunan mencatat penurunan lahan kebun kakao, PT Berau Coal bertekad mengembalikan petani dan mengembangkan kakao dengan pasaran yang belum terpenuhi sepenuhnya.
Dirinya menjelaskan selain pelatihan teknis, petani juga mendapatkan pendampingan pemasaran.
“Tugas kami agar petani bisa kembali dan mengembangkan kakao menjadi lebih besar,” terang Yandi.
Dalam upaya pemberdayaan, PT Berau Coal melibatkan warga binaan dalam mengkoordinasikan produk dan memasarkannya di Rumah Kemas Batiwakkal, dengan 55 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ikut serta.
Senuddin, mewakili petani binaan, menyampaikan, program pemberdayaan pengolahan kakao dari hulu ke hilir di PT Berau Coal. Ia mengakui PT. tersebut telah memberikan dampak positif dan meningkatkan pengetahuan keterampilan petani, hingga pendapatan mereka.
“Program PPM budidaya kakao ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami mendapatkan bibit kakao berkualitas, pelatihan budidaya kakao, dan pendampingan pemasaran,” kata Saenuddin.
Baca juga : Jokowi Sebut Fokus Perbaikan Iklim Investasi pada Rakernas.
“Hal ini sangat membantu kami untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kakao kami,” imbuhnya.
Selain budidaya kakao, PT Berau Coal juga berkontribusi dengan membangun Politeknik Sinar Mas Berau.
Politeknik ini fokus pada pengembangan pendidikan dan peningkatan peluang ekonomi di Kabupaten Berau, menjadi pusat pendidikan diminati oleh pelajar setempat.
Program ini bukan hanya tentang budidaya, tetapi juga membuka peluang pendidikan dan ekonomi, menjadikan PT Berau Coal sebagai agen perubahan yang berdaya.