Palembang, msinews.com – Dr. Riezky Aprilia, S.H, M.H (akrab dipanggil Kikie) atau disingkat RA, sebagaimana telah masyarakat Sumatra Selatan (Sumsel) ketahui adalah Calon Wakil Gubernur Sumsel, mendampingi H. Ir. Eddy Santana Putra, M.T (ESP) sebagai Calon Gubernur Sumsel, periode 2025-2030.
ESP dan RA maju sebagai kandidat Cagub dan Cawagub dalam bendera E-RA BARU, membawa semboyan Semangat Baru, Harapan Baru, dan Pemimpin Baru.
Bersama Kikie, Syamsul Noor (SN) jurnalis MSINews berdialog menyoal salah satu misi unggulan E-RA BARU di sektor pertanian. Berikut petikan dialog imajiner antara Cawagub Sumsel Kikie dan SN.
SN:Selamat sore. Salam sehat, sukses, dan sejahtera buat Bu Riezky sekeluarga. Izinkan saya memanggil dengan sapaan Ibu?
Kikie:Baik. Silakan, atau saran saya lebih baik panggil saja Kikie. Nama Kikie itu panggilan akrab (SERAYA TERSENYUM).
SN: O, ya Bu… Maksud saya Kikie. Saya canggung memanggil Anda tanpa sebutan Ibu. Maafkan saya dan izinkan saya memanggil Bu Kikie. Pengalaman Anda di organisasi kepemudaan sangat luas, baik di Sumsel maupun di Jawa Barat. Anda Wakil Rakyat di DPR-RI Komisi 4. Selain itu Anda juga menekuni bisnis. Saat ini Anda maju sebagai Cawagub Sumsel. Apabila pada 27 November mendatang mayoritas masyarakat Sumsel mempercayakan Anda menjabat Wagub Sumsel, pembangunan apa akan Anda proyeksikan buat Sumsel?

Kikie: Bersama Kak Eddy Santana Putra (ESP), kami sepakat berbagi peran. Kak ESP menguasai dan sangat berpengalaman dalam bidang infrastruktur. Saya akan membantu beliau dalam bidang yang saya kuasai, yaitu sektor pertanian, meliputi agrobisnis, agroindustri, dan agrowisata. Sebagai prioritas, untuk jangka pendek dan mendesak adalah pendidikan, kesehatan, perekonomian.
SN:Secara konseptual dan fungsional, sektor pertanian sangat luas dan berdampak langsung pada sosial ekonomi semua lapisan masyarakat. Bukankah pertanian juga menjadi program andalan yang E-RA prioritaskan, apa benar begitu?
Kikie: Ya. Tentu saja dan jangan lupa, mayoritas masyarakat kita di desa-desa di Sumsel bermata pencarian sebagai petani. Sebagian kecil saja dan itu terkonsentrasi di kota-kota mengantungkan hidupnya dari usaha perdagangan. Artinya apa? Sebagian besar perekonomian rakyat kita bertumpu pada pertanian dalam arti seluas-luasnya.
SN: Maksud Bu Kikie dalam arti seluas-luasnya itu, apakah mencakup perikanan, peternakan, riset, dan teknologi.
Kikie: Pokoknya semua secara proporsional menjadi concern E-RA BARU. Semua sektor itu ada di Sumsel, iya kan? Pemerintah Provinsi mendatang bersama teman-teman di DPRD tinggal mendorong, memotivasi, dan memfasilitasi para petani kita agar produktif, dengan memaksimalkan kualitas. Bersama-sama, lintas sektoral dan saling membahu kita menuju ke sana, mencapai swasembada.
SN: Sebagian orang berkomentar begini, “Kita punya rencana dengan memaksimalisasikan target terbaik, lalu kita realisasikan, tapi out put-nya atau hasilnya terkadang tidak sesuai dengan harapan. Menjawab kenyataan tersebut, apa argumentasi Bu Kikie?
Kikie: (TERSENYUM HINGGA NYARIS TERTAWA SEBELUM MENJAWAB) Argumentasi E-RA BARU tetap tegak lurus pada landasan empiris dan faktual, dengan tidak mengabaikan faktor-faktor eksperimentatif yang kontekstual. E-RA BARU membangun sesuatu yang memang memungkinkan kita bangun bersama-sama, dengan *Semangat Baru, Harapan Baru, dan Pemimpin Baru.* Terus apa dong yang hendak kita capai? Apa impian bersama kita? Apa tujuan utama atau main goal kita? Apa lagi kalau bukan Sumsel CERAH: Cerdas, Sehat, dan Sejahtera, ya kan? Kalau memang ya, mari kita pasang niat dan tekad bersama-sama, mari kita berpikir positif agar upaya kita membangun mencapai efektivitas, efisiensi, progresivitas, dan kondusivitas.
SN: Baik. Sebagai jurnalis dalam konteks pendapat Bu Kikie tadi, saya menemukan optimisme. Maksud saya, izinkan saya berdiri sebagai antitesis sekaligus antagonis. Ungkapan Melayu berbunyi, “Tak ada gading yang tak retak.” Silakan Bu Kikie menanggapi.
Kiki: (SEBELUM MENANGGAPI, IA TERSENYUM MENGARAH PADA LAWAN BICARANYA) Dengar baik-baik tanggapan saya. Catat dan bila perlu garis bawahi tebal-tebal. (SEJENAK KEMBALI TERSENYUM SEOLAH-OLAH SEDANG MENYAKSIKAN LAKON PENUH HUMOR) Tanggapan saya cuma satu baris. Boleh dianggap ungkapan Melayu juga, mungkin Melayu separuh ilir separuh ulu. Ungkapan itu berbunyi, “Tak ada gajah yang tak gagah. Gajah mati meninggalkan gading dan satu lagi, meninggalkan kain batik. Ingat gajah nongrong, ingat kain batik”. Gajah kekurangan makan saja masih tetap gagah. Selapar-laparnya gajah, tidak seekor pun yang doyan makan semen campur pasir. Paham arah ucapan saya?

SN: Siap Bu. Saya paham. Kembali ke laptop, kembali sebagai antitesis, saya ingin menyoal Bu Kikie dengan 4 (empat) aspek pokok. Satu, aspek Organisasi dan Manajemen. Dua, aspek Produksi. Tiga, aspek Pemasaran. Terakhir empat, aspek Keuangan. Apa solusi dari Bu Kikie guna mewujudkan sinkronisasi keempat aspek itu dalam sektor pertanian?
Kiki: Sedari awal saya menyadari saya bukan ditunjuk atau diangkat, melainkan saya mencalonkan diri. Konsekuensi logisnya, saya bukan saja mesti siap secara verbal namun secara bersamaan juga mesti siap mendengarkan aspirasi banyak orang. Solusi saya, mari kita kembali ke habitat kita. Istilah kerennya ke desktop. Bukan ke laptop. Kita akan menggelar pelatihan-pelatihan tentang intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Berbarengan dengan itu juga akan memverifikasi data base di seputar pertanian dengan melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS). Semua database terintegrasi agar tidak tidak lagi terjadi tumpang tindih. Berat dan kompleks tapi ya, harus kita kerjakan secara terencana, terukur, integral, dan bertahap menurut pertimbangan prioritas.
SN:Uraian dan penjelasan Bu Kikie itu membuka diskursus atau wacana implisit bagi timbulnya utopia baru. Setidaknya terkesan retorika itu hanya semacam apologi bagi ketidakberdayaan stakeholder atau eksekutor ekosospol mengimbangi arus deras teknologi. Apa Bu Kikie mengakui dan setuju dengan antitesis itu?
Kiki: Lugas dan tegas, tentu saja saya tak setuju. Sektor pertanian tak membutuhkan utopia dan apologi apa pun. Sebab, sektor pertanian menghadapi masalah real dan solusinya juga mesti real. Sehari-hari para petani berhadapan dengan soal yang dalam banyak hal ditentukan oleh kemauan politik. Bukan kemauan para petani, ya kan? E-RA concern dengan solusi, misalnya berkaitan dengan harga eceran terendah (HET) produk-produk pertanian, pupuk, bibit, dan lain-lain. E-RA akan tampil menampung aspirasi para petani. Untuk apa? Agar para petani mampu bersaing sehat di dunia. E-RA mendorong sistem regulasi yang sehat, fair, dan relevan dengan kebutuhan petani. Ingat, bukan kebutuhan stakeholder apalagi korporasi asing. Dari A hingga Z, E-RA ingin Sumsel bersama-sama mewujudkan dan menjaga iklim swasembada. Apa itu utopia, saya pikir tidak.
SN: Terima kasih Bu Kikie. Tetap optimis dan semoga ke depan Sumsel mencapai apa yang Bu Kikie dan rakyat Sumsel harapkan. E-RA Baru Semangat Baru Harapan Baru Pemimpin Baru. Sumatra Selatan Cerdas, Sehat, Sejahtera bersama E-RA.
Kiki: Ya, sama-sama. Terima kasih. Salam Perjuangan. Merdeka!** (SN/Biro SumselBabel).