Msinews.com – Heboh pasangan artis Nikita Willy dan suaminya, Indra Priawan, kembali menjadi pusat perhatian publik.
Di tengah situasi ekonomi yang sulit, pasangan ini kerap menampilkan gaya hidup hedon atau glamor di media sosial.
Sorotan warganet di media sosial tak berhenti soal kemewahan, Indra masih terkait dalam kasus hukum dugaan pencurian saham Blue Bird Taxi yang kini ditangani Bareskrim Polri.
Komentar publik pun semakin tajam. Seorang warganet dengan akun @upik12 menuliskan, “Gak takut ada rampok ya,” tulis pada unggahan liburan Nikita.
Tidak hanya itu, sejumlah pihak mulai mengaitkan aksi pamer kekayaan ini dengan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Tim jurnalis menemukan adanya indikasi yang dinilai perlu ditelusuri lebih lanjut oleh aparat penegak hukum.
Pakar Hukum Pidana Universitas Tarumanegara, Dr. Hery Firmansyah, menegaskan perlunya langkah penyidik dalam menindaklanjuti kasus tersebut.
“Kalau sudah naik ke tahap penyidikan, penyidik berhak memanggil seseorang untuk dimintai keterangan. Jika terbukti ada aliran dana hasil kejahatan dalam konteks TPPU, maka yang bersangkutan wajib dihadapkan ke muka hukum,” ujar Hery di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Ia menambahkan, setiap laporan hukum umumnya sudah disertai bukti permulaan yang cukup, sehingga tinggal menunggu keseriusan penyidik menanganinya.
Dari sisi sosial, fenomena flexing juga menuai perhatian. Sosiolog UGM, Anis Farida, menilai bahwa pamer kekayaan bukan sekadar gaya hidup, melainkan potret ketimpangan sosial.
“Ketimpangan yang terlalu besar bisa memicu kemarahan publik dan ketidakstabilan sosial. Pemerintah harus hadir agar kehidupan rakyat lebih adil,” ujar Anis.
Fenomena ini juga banyak dibandingkan dengan kasus Mario Dandy, anak pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo.
Mario kerap pamer harta hingga akhirnya terungkap bahwa kemewahannya bersumber dari korupsi ayahnya, yang berujung hukuman penjara.
Kini publik bertanya-tanya, apakah kasus flexing Nikita Willy dan Indra Priawan akan mengikuti jejak yang sama.*