“Apakah berani atau tidak? Mampu konsisten atau tidak? Karena yang dibutuhkan itu adalah nafas yang panjang karena kita tidak sedang jalan-jalan sore. Kita juga tidak sedang lari sprint tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari marathon untuk mencapai Indonesia Emas,” Kata Presiden.
Selain itu, berdasarkan data dari International Institute for Management Development (IMD), daya saing Indonesia di 2022 naik dari rangking 44 menjadi 34.
Menurutnya, ini merupakan kenaikan tertinggi di dunia.
Dikatakan, pembangunan dari desa pinggiran dan daerah terluar yang pada akhirnya mampu memeratakan ekonomi Indonesia dengan dana desa yang telah digelontorkan mencapai total Rp539 triliun dari tahun 2015 – 2023.
“Konsistensi reformasi struktural terutama penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, kepastian hukum dan pencegahan korupsi. Semua itu menjadi modalitas kita untuk meraih kemajuan,” tukasnya.
Lanjutnya, bahwa tantangan Indonesia ke depan tidak mudah. Sebab, pilihan kebijakan akan semakin sulit sehingga dibutuhkan keberanian, dibutuhkan kepercayaan. Untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak populer.
“Oleh sebab itu menurut saya, pemimpin itu harus punya public trust karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu. Bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan. Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa,” ujar mantan wali kota Solo oy
Selain itu, seorang pemimpin juga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa. Maka dari itu, ia pun mengapresiasi dan berterima kasih kepada banyak pihak.
“Oleh sebab itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, para ulama Tokoh agama Tokoh masyarakat dan Pemimpin Adat, kepada guru, budayawan, tenaga kesehatan dan awak media, kepada partai politik, politisi, aparat pemerintah dan TNI Polri, serta kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah memberikan dukungan selama ini,” ujarnya. ** DL.