Kendari,msinews.com-Laman berita media online telisik.id terbitan Kendari, Sulawesi Tengah, Sabtu 7 Juli 2024 menulis soal kerusakan infrastruktur jalan raya. Judulnya : “Jalan Imam Bonjol Kendari Bertahun-tahun Berlubang dan Rusak”.
Berita seperti ini bukan lagi hal baru atau bahkan tidak terlalu viral bagi pembaca. Pun pihak terkait merasa biasa-biasa saja.
Tidak perlu jauh-jauh,di Ibu Kota Negara di DKI Jakarta saja mungkin masih ada bahkan lebih banyak kondisi ruas jalan raya yang rusak.
Hari ini diaspal, 2-3 hari akan datang kembali rusak. Terus bagaimana dong? Apakah kita harus membiarkan jalan-jalan itu terus rusak dan menunggu koban terus berjatuhan karena jalan rusak?
Caption atau keterangan foto dalam berita itu terlihat kondisi jalan rusak parah. Genangan air sangat nampak. Tentu saja kondisi ini sangat terganggu bagi pejalan kaki ketika ada kendaraan roda empat melintas dan bakal keciprat air yang kotor pada tubuh mereka.
Sementara di pinggir bahu jalan terlihat dua orang ibu melintasi jalan yang berlubang itu. Satu orang ibu menggunakan payung.
Entah suasana masih keadaan hujan,ataukah setelah hujan? Bahkan mungkin karena sengatan matahari begitu panas sehingga ibu tersebut menggunakan payung?
Namun jika diperhatikan foto tersebut satu orang ibu di depan menggunakan payung. Iya. Pertanyaan ini tidak perlu diperdebatkan. Intinyanya ada jalan rusak “bertahun-tahun” tanpa diperbaiki atau diaspal kembali sehingga warga dapat menggunakan fasilitas jalan raya tanpa ada keluhan.
“Jalan Imam Bonjol di Kelurahan Wawombalata, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, mengalami rusak dan berlubang sejak bertahun-tahun dan tidak kunjung diperbaiki”.
Demikian tukilan kalimat awal dalam berita yang ditulis telisik.id.
“Kondisi jalan sudah lama rusak dan berlubang, membuat para pengendara harus melambatkan kecepatan kendaraan saat melintasi .”
Jalan berlubang ini diperparah dengan aktivitas truk bermuatan berat, ditambah pula genangan air hujan, makin mempercepat proses kerusakan jalan.
Begitu tulis Bambang Sutrisno,telisik indonesia yang dipublis pada Minggu, 07 Juli 2024.
Keluhan warga pun muncul. Salah seorang pedagang kaki lima Nur Indah, menjelaskan, jalanan ini rusak sejak lima tahun lalu.
“Biasanya sering kedengaran pengendara motor terperosot masuk lubang jalan raya, terdengar seperti hantaman nyaring pelek kendaraan roda dua,” dikutip telisik.id.
Selain Nur Indah, keluhan juga disampaikan oleh Imran. Dia mengaku kalau di (lokasi) itu banyak pengendara (sepeda) motor yang mengeluh ketika melitasi jalan tersebut.
“Biasanya, ketika keluarga berkunjung menanyakan kapan jalan ini diaspal.” kata Imran.
Tak hanya Nur Indah dan Imran,tapi juga ada Arham. Ia mengaku,pernah melintas secara bersamaan dengan pengendara lain.
Arham menyebut, ada seorang perempuan pernah jatuh di jalan tersebut karena menghindari tumpukan batu di jalan berlubang.
“Saat menghindari lubang, dia secara tidak sengaja melintasi batu yang membuat motornya terpeleset ke depan dan jatuh bersama anaknya,” ujarnya.
Kesalahan Umum
Mengutip dari rekomendasi Bank Dunia pada project WINRIP di Indonesia, terdapat beberapa kesalahan umum pada proses pemadatan jalan aspal, diantaranya:
1.Kurangnya persiapan finisher dan pemadat sebelum dimulainya pekerjaan tiap harinya. Penyebab Penghamparan tidak merata,
2.Ketidaksesuaian permukaan sebelum pemadatan dengan tandem Roller dan PTR.
3.Penggetar screed finisher tidak bekerja untuk memberikan pemadatan awal pada gelaran aspal.
4.Permukaan screed tidak rata, sehingga menghasilkan permukaan yang tidak rata ke gelaran aspal.
5.Tekanan ban penggilas roda angin pada kendaraan PTR tidak sesuai dengan saat percobaan awal penggelaran aspal.
Untuk itu, disarankan agar Foreman/petugas untuk memiliki daftar periksa untuk semua item yang perlu diperiksa sebelum melakukan penghamparan aspal di lokasi. **
Editor : Dese Dominikus