Jogjakarta, MSINews.com – Gunung Merapi, yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, melaporkan kejadian mengejutkan pada Jumat pagi dengan melepaskan enam kali awan panas guguran secara beruntun, mengarah ke barat daya. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, mengonfirmasi peristiwa ini dalam keterangan resmi di Yogyakarta.
Rentetan awan panas guguran terjadi antara pukul 06.59 WIB hingga pukul 07.23 WIB, dengan estimasi jarak luncur maksimal mencapai 2.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng, seperti yang diungkapkan oleh Agus Budi Santoso.
Baca juga : Media Asing Soroti Khofifah Diklaim Penentu Kemenangan Pilpres 2024
Ketika awan panas guguran melepaskan diri, Gunung Merapi tertutup kabut dengan arah angin menuju tenggara. Agus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjauhi daerah bahaya yang telah direkomendasikan oleh otoritas setempat.
BPPTKG mencatat bahwa selama periode pengamatan dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, terdapat tiga kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi, dengan jarak luncur mencapai 3.000 meter ke barat daya.
Tidak hanya itu, Gunung Merapi juga tercatat mengalami tiga kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 35-37 mm selama 160.8-312.9 detik, serta 41 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-34 mm selama 22.6-208.6 detik.
Berbagai jenis gempa juga terdeteksi, termasuk satu kali gempa frekuensi rendah, satu kali gempa fase banyak, dan satu kali gempa tektonik jauh, dengan variasi amplitudo dan durasi masing-masing.
Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Baca juga : Inul Protes Kenaikan Pajak Hiburan, Intip Gurita Bisnisnya yang Terancam
BPPTKG juga mengingatkan bahwa guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi dapat berdampak pada area sektor selatan-barat daya, termasuk Sungai Boyong (hingga lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (hingga tujuh kilometer).
Pemerintah dan otoritas terkait terus memantau situasi Gunung Merapi untuk memastikan keselamatan masyarakat dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.