Basuki: Pembangunan Bendungan, Embung Atasi Perubahan Iklim

oleh
banner 468x60

Jakarta, MSINews.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan pembangunan bendungan dan embung di seluruh Indonesia merupakan langkah konkret untuk mengatasi ancaman perubahan iklim. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Seminar Internasional Teknik Hidrolika 2023, yang diadakan oleh Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) di Jakarta.

Basuki mengungkapkan peningkatan jumlah tampungan air, termasuk embung dan bendungan, menjadi prioritas pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim.

banner 336x280

Baca juga: Peringatan HUT Polairud 73, ‘Momentum Cinta Tanah Air’

“Kita utamakan bendungan agar di saat kemarau masih ada cadangan air yang cukup besar,” ujar Basuki melalui pesan tertulisnya, Sabtu 25/11/2023.

Namun, ia juga menyoroti bahwa jumlah bendungan di Indonesia masih jauh dari negara lain seperti China dan Korea Selatan.

“Kita sebagai negara kepulauan besar harus berpikir besar untuk menambah jumlah tampungan air. Pemerintah China hingga akhir 2022 memiliki 98.000 bendungan, sementara kita mendekati 300 bendungan,” ungkap Basuki.

Selain peningkatan jumlah, pentingnya memodifikasi desain bendungan untuk optimalitas pemanfaatan air menjadi fokus utama.

“Semua bendungan harus punya pintu air agar dapat dioperasikan optimal dalam musim hujan dan kemarau,” tambahnya.

Upaya menjadikan pembangunan lebih ramah lingkungan, Kementerian PUPR mengoptimalkan potensi infrastruktur, termasuk pembangkit listrik tenaga surya terapung di genangan bendungan.

“Potensi tenaga listrik sebesar 4.800 Megawatt dapat dimanfaatkan dari floating solar energy, dari seluruh bendungan yang ada,” papar Basuki.

Lebih lanjut, Menteri Basuki mencatat Kementerian PUPR telah mengubah 23 bendungan eksisting menjadi pembangkit listrik tenaga air. Meskipun kata dia, capaian ini signifikan, kapasitas listrik tenaga air baru masih mencapai 9% dari total pembangkit listrik di Indonesia.

Baca juga : Khadafi Respon Usulan UU Bahasa Daerah, Ini Penjelasan DPD RI

Dirinya juga mendorong para ahli Sumber Daya Air (SDA) untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI).

“Teknologi AI harus bisa dikembangkan untuk pengelolaan SDA, termasuk dalam mengatasi banjir dan pengelolaan air baku,” tegasnya.

Seminar ini, yang dihadiri oleh 370 partisipan dari tingkat nasional dan internasional, diharapkan menjadi wadah berbagi pengalaman praktisi dan profesional di bidang hidrolika untuk mengembangkan solusi permasalahan SDA.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *