Anggota DPR RI, Sepakat Pabrik Nikel Berprogres Didukung, Baru Harus Stop

banner 468x60

Jakarta, InfomsiNews–Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Ramson Siagian mendukung langkah pemerintah yang akan pembangunan smelter nikel baru di Indonesia. Hal tersebut mempertimbangkan sisa umur cadangan nikel yang hanya cukup untuk belasan tahun ke depan.

Dilangsir dari halaman CNBCI, Ramson meminta agar proyek smelter yang saat ini tengah berprogres perlu didukung sepenuhnya. Ini semua kelemahan di kebijakan. Kenapa baru sekarang dimana larang nikel tinggal belasan tahun. Ini harus disetop dari sekarang

banner 336x280

“Ini semua kelemahan di kebijakan. Kenapa baru sekarang dimana larang nikel tinggal belasan tahun. Ini harus disetop dari sekarang, moratorium bagus juga tapi yang ada sekarang harus didukung sepenuhnya biar survive diadakan penelitian ke semua yang lagi diproses itu sampai betul betul bisa berproduksi,” kata Ramson di Gedung DPR, dikutip Jumat (25/8/2023).

Menurut Ramson, penerapan hilirisasi industri bahan mineral sejatinya telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Mengacu aturan itu, pemerintah telah memberlakukan larangan ekspor sejak Januari 2014 atau lima tahun sejak aturan tersebut diundangkan.

Terpisah Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah sebelumnya mengatakan moratorium smelter nikel baru nantinya hanya akan menyasar pada smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Adapun smelter ini menghasilkan produk olahan nikel kelas dua berupa nickel pig iron (NPI) dan feronikel (FeNi).

“Itu sekarang jumlahnya sudah sangat banyak, dari data kami jumlah udah hampir 97 proyek ya. Jadi ya tentu kita harus pertimbangkan segitu banyak apakah ada cadangan atau enggak ya,” kata dia dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Rabu (23/8/2023).

Meski begitu, Agus memastikan pemerintah akan tetap membuka pembangunan smelter baru untuk jenis lainnya. Misalnya smelter nikel dengan teknologi hidrometalurgi atau yang dikenal dengan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.

“Tidak diartikan bahwa seluruh smelter ditutup yang dihimbau oleh Pak Menteri adalah yang pirometalurgi tapi tidak hidrometalurgi. Hidrometalurgi kita tetap masih terbuka untuk itu,” katanya.

Ia pun memperkirakan daya tahan cadangan nikel Indonesia hanya berada pada kisaran 10-15 tahun saja. Oleh sebab itu, kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan baru penting untuk segera dilakukan.

“Tadi sudah disampaikan bahwa cadangan diperkirakan antara 10 sampai 15 tahun hitungan dari Minerba mungkin 13 tahun lah pertengahan. Kira-kira seperti itu, itu yang harus kita lihat,” tambah Agus. (ror)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *