NEPAL MSINEWS.COM-Nepal merupakan negara multikultural dan multietnis, menjadi rumah bagi 125 kelompok etnis yang berbeda, mereka berbicara dalam 123 bahasa ibu yang berbeda dan mengikuti sejumlah agama asli selain Hindu, Budha, Islam dan Kristen.
Data Worldometer 2025 memperkirakan jumlah penduduk Nepal sekitar 29,6 juta jiwa, sedangkan sumber Macrotrends menyebut hingga saat ini yakni 2025 mencapai angka 31,5 juta jiwa.
Demonstrasi yang digerakkan oleh Generasi Z di Nepal sejak 10 September 2025, memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri dan Parlemen Nepal pun dibubarkan.
Setelah melewati serangkaian diskusi, debat, dan pemungutan suara digital, Sushila Karki, mantan Jaksa Agung itu berhasil mengumpulkan dukungan terbanyak dan terpilih sebagai Perdana Menteri baru Nepal.
Gelombang protes oleh Gen Z Nepal itu akhirnya berhasil mendudukan mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, Sushila Karki (73), terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama di negeri Himalaya itu.
Oleh Presiden Nepal, Ram Chandra Paudel, Sushila Karki pun dilantik pada Sabtu 12 September 2025. Karki akan memimpin pemerintahan sementara usai jatuhnya kabinet KP Sharma Oli yang tumbang akibat unjuk rasa berdarah terkait korupsi dan nepotisme.
Para demonstran muda anti-korupsi dilaporkan menggunakan platform Discord untuk menggelar pemungutan suara kilat dalam menentukan perdana menteri interim mereka.
Sumber Today, Minggu (14/9/2025), menulis bahwa Karki adalah sosok hakim yang dikenal berani dan tegas terhadap isu terorisme serta korupsi. Atas latar belakang itulah ia mendapat dukungan besar dari kelompok anak muda, khususnya generasi Z.
Informasi yang dihimpun media ini, Nepal dijadwalkan menggelar pemilu pada 5 Maret 2026 untuk menentukan perdana menteri definitif. Hingga saat itu, Karki dipercaya memegang kendali negara.
Perdana Menteri Nepal yang baru dilantik Sushila Karki menggantikan KP Sharma Oli, disebut akan menghadapi tugas berat.
Sebagaimana dikutip Awaz the Voice yang memuat artikel jurnalis senior Nepal Shankar Kumar, PM Karki disebut-sebut bakal sarat tantangan dan jauh dari kata mudah. Perempuan pertama Nepal yang menjabat Perdana Menteri itu memiliki 3 tugas berat;
Pertama, Memulihkan hukum dan ketertiban. Ia memulihkan hukum dan ketertiban di seluruh negeri. Pemulihan hukum dan ketertiban akan menjadi tugas terberat karena saat ini banyak aksi vandalisme dan kekerasan.Termasuk pembakaran masih terjadi di beberapa wilayah di negara tersebut.

Sumber pemberitaan itu menyebut, setidaknya 11.505 narapidana, telah melarikan diri dari berbagai penjara. Aparat harus segera menanangkap kembali dan menjebloskan mereka ke penjara. Saat ini aparat baru berhasil menangkap kembali sekira 1,459 narapidana yang melarikan diri.
Kedua, Penyelenggaraan pemilihan parlemen dalam waktu enam bulan akan datang yakni 5 Maret 2026.
Pasca dilantik PM Nepal, Karki memulai tugasnya dengan mengadakan rapat kabinet, untuk mempersiapkan penyelenggaraan pemihan parlemen.
Adapun, rapat pertama diperkirakan merekomendasikan pembubaran DPR seperti yang dituntut oleh kelompok-kelompok yang berunjuk rasa.
Disebut pekerjaan berat karena pengujuk rasa benar-benar kehilangan kepercayaan terhadap para politisi dan kroni mereka yang ada saat ini, sehingga muncul tuntutan pembubaran DPR.
Ketiga, Sushila Karki akan Hadapi kelompok penekan. Ada hal yang mengganjal, bahwa Sushila Karki adalah seorang ahli hukum. Ia tidak pernah berkarier di dunia politik.
Lalu, bagaimana cara ia menangani aspirasi dan tuntutan para pegiat Gen Z dan para pendukungnya perlu dilihat.
Para ahli pun berpendapat bahwa jika Perdana Menteri Karki menolak tarikan dan tekanan dari Sudan Gurung maupun aktivis Gen Z, pertikaian baru dapat muncul.Selamat menjalankan tugas sebagai Perdana Menteri Nepal,
Editor ; Tim Redaksi /dl.