Inovasi Tiga Sekawan Dongkrak Produksi Sumur Migas Tua

banner 468x60

Jakarta, InfomsiNews—Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, sebagian besar sumur migas yang ada di Indonesia sudah memasuki masa uzur. Lifting migas Indonesia pada semester I 2023 mencapai 93 persen untuk minyak bumi dan 86 persen untuk gas bumi dari target APBN 2023.

” Ya guna meningkatkan hasil produksi, sejumlah perusahaan migas sudah berupaya memaksimalkan jumlah produksi migas melalui pemanfaatan sumur produksi yang sudah ada.,” ujar Ariadji pada awak media, Kamis 24/8/2023.

banner 336x280

Sama di ungkapannya Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, dalam rapat dengan pendapat pada 2022 lalu bahwa aktivasi sumur tua dalam produksi migas menjadi sebuah cara dalam menambah produksi hingga 49.000 barel per hari.

Melalui penerapan kata Soetjipto metode Geophysics, Geology and Reservoir (GGR), tiga sekawan mahasiswa Universitas Pertamina berhasil meningkatkan produksi dan efisiensi sumur migas tua.

Dia menyebut Inovasi Rafif Atallah, Osama Aji Abdurrahman dan Ferdiansyah Rahman, mahasiswa Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi (FTEP), mampu mendongkrak produksi sumur tua hingga 14,9 persen atau setara 2,4 juta barel.

“Solusi mereka juga mampu menekan biaya produksi sebesar 18,2 persen serta mendapatkan Net Present Value (NPV) 5,76 juta USD,” ujar Soetjipto

Rafif mengatakan tim berhasil menyabet gelar juara pertama dalam ajang PetroCup Student Mini Competition: Field Development Plan yang diselenggarakan oleh Indonesian Petroleum Association (IPA) pada Juli 2023 lalu. Tim UPER berhasil mengalahkan belasan peserta lainnya.

“Kami mendapatkan data yang harus diolah untuk meningkatkan produksi migas dari lapangan yang sudah ada. Studi GGR tersebut kami pergunakan dalam interpretasi struktural ketebalan pada sedimen patahan, selain itu juga mengukur kedalaman sumur dengan jenis litologi yang dijadikan reservoir,” kata Rafif

“Disini disiplin ilmu geofisika dan geologi sangat membantu. Setelah itu dari analisis data yang di dapat kami kalkulasi Original Oil in Place (OOIP) untuk strategi pengembangan dan eksploitasi,” imbuhnya

Analisis yang diperoleh, Rafif dan tim berhasil memangkas biaya produksi serta berpeluang mendapatkan profitabilitas dari proses produksi migas yang lebih maksimal.

Keberhasilan tersebut juga didukung oleh proses pembelajaran di kelas. FTEP UPER membekali mahasiswa dalam pengetahuan secara teoritis dan praktikal melalui dukungan dosen ahli dan dosen praktisi hingga laboratorium teknologi.

Melalui Rektor Universitas Pertamina.Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir MS, mengatakan FTEP UPER mempersiapkan para ahli bidang migas melalui kurikulum dan laboratorium berteknologi yang sesuai dengan lapangan migas, yang berguna untuk proses belajar.

Laboratorium FTEP memiliki software PETREL yang merupakan software pengolahan data bawah tanah sehingga para ahli bisa memetakan keberadaan sumber migas.

“Selain mendukung dalam proses belajar, UPER juga menyiapkan para lulusannya melalui bimbingan karir seperti melalui Program Lulusan Merah Putih, dimana para lulusan langsung dimentori oleh para ahlinya dan dipersiapkan untuk bekerja di Pertamina Group dan mitra UPER,” kata Wawan. (Bay)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *