Jakarta, MSINews.com – Pengamat politik terkemuka, Adi Prayitno, mengungkapkan serangkaian faktor yang menyebabkan penurunan drastis dalam suara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dalam Pilpres 2024.
Hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei menunjukkan bahwa Ganjar-Mahfud hanya mampu meraih suara sekitar 16 hingga 17 persen.
Menurut Adi, penurunan suara Ganjar-Mahfud disebabkan oleh perpindahan pemilih mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga : KPK Sidangkan Bos Harita Group, Kasus Suap Gubernur MalutÂ
“Pemilih yang sebelumnya mendukung Jokowi beralih secara masif ke Prabowo. Hal ini menandakan terjadinya pergeseran pemilih dari Ganjar akibat dukungan Jokowi terhadap Prabowo-Gibran,” ungkap Adi dikutip liputan6, Minggu (18/2/2024).
Adi menjelaskan kondisi ini semakin memburuk karena Ganjar-Mahfud tidak berhasil mendapatkan tambahan suara dari segmen pemilih lainnya.
Dia menegaskan bahwa suara yang diperoleh Ganjar-Mahfud saat ini hanyalah berasal dari basis pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Kandidat ini hanya mendapatkan dukungan penuh dari basis pemilih PDIP. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika suara PDIP dan Ganjar-Mahfud memiliki kesamaan yang mencolok,” jelasnya.
Adi juga mencatat keunggulan Ganjar-Mahfud di kalangan pemilih di luar negeri disebabkan oleh perbedaan karakteristik dan jumlah pemilih di luar negeri yang berbeda dengan di dalam negeri. Hal ini menyebabkan suara PDIP dan Ganjar-Mahfud hampir sama pada Pemilu 2024.
“Perbedaan antara pemilih di luar negeri dan di dalam negeri sangat signifikan. Karakteristik pemilihnya berbeda dan jumlah pemilih di luar negeri juga tidak signifikan. Oleh karena itu, suara PDIP dan Ganjar-Mahfud memiliki persentase yang serupa, yakni sekitar 16 hingga 17 persen,” pungkasnya. (Ata)