Jakarta,msinews.com – Anggota Komisi VIII DPR RI, KH. Maman Imanulhaq, mengungkapkan keprihatinannya terkait maraknya kasus kekerasan seksual, intoleransi, dan bullying yang dilakukan oleh oknum terhadap santriwati di beberapa pesantren.
Kiai Maman, yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, secara tegas menyatakan bahwa insiden-insiden tersebut menunjukkan adanya ketidak pahaman dari para pelaku.
Pernyataan ini disampaikan Anggota DPR Kiai Maman, dalam diskusi yang dihadiri 400 peserta, di mana isu ini menjadi sorotan utama, di Jakarta, pada Kamis 26 Juni 2025.
Kiai Maman juga menyoroti bahwa alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran menjadi salah satu pemicu masalah.
Ia melihat adanya disinyalir anggaran pemerintah kepada pesantren yang kurang efektif dalam mencegah kejadian serupa.
Solusi Teknologi dan Penguatan SDM Jadi Kunci.
Menanggapi permasalahan ini, Kiai Maman dan para peserta diskusi mengusulkan poin krusial, pemanfaatan teknologi di lingkungan pesantren. Salah satu solusi konkret yang diangkat adalah pemasangan CCTV.
“Beberapa pesantren sudah melakukan CCTV. Dengan CCTV, kita ketahuan siapa yang melakukan kekerasan, keterbukaan, transparansi, dan sebagainya. Tidak mungkin ada seorang pengasuh pesantren melakukan kekerasan kepada santriwatinya,” tegas Maman.
Lebih lanjut, Kiai Maman menjelaskan bahwa teknologi ini akan dikembangkan melalui jaringan sinergi, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan (AI).
Namun, ia menekankan bahwa tujuan utama adopsi teknologi ini adalah untuk memperkuat sumber daya manusia.
“Perubahan itu ditentukan oleh manusia. Maka pesantren memiliki kekuatan sunnah wal jamaah yang kuat dengan prinsip kemandirian, gotong royong, nilai kasih sayang, dan lain sebagainya. Dan dengan itu, kita akan menciptakan di lokasi terbuka,” pungkas Kia Maman, menegaskan pentingnya nilai-nilai internal pesantren sebagai fondasi perubahan, didukung oleh kemajuan teknologi.*
