Jakarta,msinews.com-Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), Franciscus Welirang menjelaskan bahwa, Filantropi sebagai bentuk cinta terhadap sesama. Oleh karena itu, ia menegaskan aktivitas filantropi tidak bisa berdiri sendiri. Pihaknya berjanji, membantu Presiden Prabowo Subianto untuk mengentaskan kemiskinan di tanah air.
“Filantropis memperkuat kontribusinya dengan terlibat aktif dalam mendukung implementasi rencana aksi nasional; tujuan pembangunan berkelanjutan; serta berbagai agenda prioritas pembangunan lainnya, antara lain pengentasan kemiskinan,” kata Franciscus Welirang dalam acara Filantropi Festival 2025 di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025).
Franky Welirang,demikian pria kelahiran Sumatera Barat 9 November 1951, yang pernah manjabat Chief Executive Officer dari PT Bogasari Flour Mills tersebut mengajak para filantropis Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Adapun, upaya Filantropis bakal membidik penguatan layanan kesehatan, mitigasi perubahan iklim, pemberdayaan ekonomi, serta penguatan masyarakat sipil.
Alumni Institute South Bank Polytechnic, London, Inggris yang sebelumnya bernama Borough Polytechnic Institute atau London South Bank University (LSBU) sejak 1892 itu, menegaskan pentingnya aksi filantropi memang memegang peran kunci. Kendati demikian, pria yang akrab disapa Franky itu menekankan pentingnya sinergi yang kuat antara kebijakan publik dan inisiatif sektor filantropi.
“Ketimpangan sosial hingga disrupsi teknologi, kita menyadari bahwa tidak ada satupun aktor yang bisa berjalan sendiri. Semua bisa, harus bersama-sama. Jawaban atas tantangan global hanya dapat ditemukan melalui sinergi yang melintasi batas, batas sektor, batas generasi, bahkan batas negara,” tegas Franky Welirang, dikutip cnn indonesia.
“Budaya filantropi tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus ditopang oleh ekosistem yang sehat dan mendukung. Mencakup regulasi yang progresif, jejaring aktor yang saling menguatkan tata kelola, transparan dan akuntabel, kapasitas kelembagaan yang adaptif, serta sistem data dan pengetahuan yang terbuka dalam pembelajaran bersama,” ujar memantu Sudono Salim atau Lim Sioe Liong (16 Juli 1916 – 10 Juni 2012) itu.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy berterima kasih atas dukungan para filantropis.
Pria kelahiran Yogyakarta itu mengaku dirinya serta sang anak tumbuh dan berkembang berkat kehadiran filantropis.
Rachmat Pambudy yang juga politisi Partai Gerindra ini menilai, aksi filantropi menjadi langkah awal untuk membangun Indonesia dengan lebih berkelanjutan. Bahkan, Rachmat menilai masyarakat memang tidak bisa hanya menggantungkan seluruhnya kepada pemerintah.
“Menurut pertimbangan kami dalam apa yang selama ini saya pelajari juga, kalau masyarakat sudah mulai berhimpun dan membangun kesadaran dengan semangat keswadayaan, inilah awal daripada pembangunan nasional yang sesungguhnya. Jadi, jangan hanya tergantung dari pemerintah,” jelas alumni IPB itu.
“Benar pemerintah itu bisa memberikan arah, membuat regulasi, membuat peraturan dan undang-undang. Tetapi ini harus ada kesadaran dari para masyarakatnya sendiri. Masyarakat sendiri harus menyadari bahwa pembangunan itu adalah untuk kita semua,” imbuh Rachmat yang pernah menjabat sebagai komisaris independen di Nusantara Sawit Sejahtera itu.
Sumber ; cnn indonesia
Editor ; domi dese lewuk.