Ketika Para Tokoh Membaca “Melipat Jarak Kupang-Jakarta…”

oleh
banner 468x60

Jakarta,msinews.com– Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menghadiri peluncuran (launching) buku terbaru karya jurnalis senior Agustinus Tetiro berjudul “Melipat Jakarta Kupang-Jakarta Percepat Pembangunan NTT-sentris untuk Flobamora”. Sejumlah tokoh asal NTT hadir dalam launching dan diskusi buku yang digelar di The Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat itu.

“Buku ini adalah hasil karya penulisan kreatif saudara Agustinus Tetiro selama membersamai saya dan para bupati se-NTT melakukan roadshow ke 21 kementerian, 3 badan/lembaga, dan ke pemprov Jakarta pada Maret yang lalu,” ujar Melki dalam sambutan pembuka acara launching buku.

banner 336x280

Gubernur Melki mengatakan, provinsi NTT sedang mengejar pembangunan dan pertumbuhan dengan cara mengaktifkan dan mengoptimalkan semua potensi yang ada. Di tengah kebijakan efisiensi anggaran, pemprov NTT tetap menargetkan realisasi kinerja yang tetap positif dan berdampak baik bagi daerah dan masyarakat.

Menurut Melki, buku baru ini akan menjadi salah satu pegangan dan dokumentasi tertulis yang baik bagi arah kebijakan ke depan. Terutama, hal-hal yang menyangkut dengan hubungan antara pemda di NTT dan sejumlah Kementerian/lembaga.

Penulis buku Agustinus Tetiro yang didapuk menjadi pemantik diskusi berbicara tentang 5 (lima) aspek yang selalu ditekankan Gubernur Melki Laka Lena. Pertama, program OVOP (One Village One Product) yang selama roadshow sangat diapresiasi oleh para menteri sebagai suatu terobosan yang perlu diseriusi. Kedua, optimalisasi kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank NTT dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

“Program OVOP mengandaikan para bupati, camat dan kepala daerah mau bergandengan tangan dengan Gubernur dan memahami pola kerjanya. Sementara itu, Bank NTT dan BUMD NTT perlu menjadi mitra strategis bagi UMKM di sana,” jelas Gusti, sapaan kecil Agustinus Tetiro.

Ketiga, program “Beli NTT”, yang bertujuan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan NTT. Ajakan untuk bangga membeli dan menggunakan produk-produk NTT pada gilirannya akan menggerakkan ekonomi daerah.

Keempat, sumber-sumber pendanaan kreatif non-APBN/APBD. NTT harus membuka diri pada berbagai investasi yang mau masuk dan membenamkan modal di daerah. Oleh karena itu, perizinan perlu dipermudah dan kerja sama yang baik harus dibangun.

Kelima, semua komponen yang mencintai dan berkehendak membangun NTT bisa bersama-sama mencari tahu sumber-sumber dana segar seperti alokasi tanggung jawab sosial (corporate social responsibilities/CSR), dana hibah dan sejumlah kegiatan sosial para filantropis dunia, untuk bisa diarahkan ke NTT demi melawan kemiskinan dan stunting.

Foto Bersama usai launching buku

Tanggapan Para Tokoh

Anggota DPR RI Umbu Rudi Kabunang mengapresasi kehadiran buku baru ini sebagai suatu terobosan baru memahami apa yang telah dikebut dalam 100 hari pertama kepemimpinan Melki-Johni sebagai gubernur dan wakil gubernur NTT.

“Kami dari komisi XIII DPR RI siap untuk bekerja sama dengan pemprov NTT dalam menyelesaikan sejumlah masalah di sana. Selama ini, saya telah menerima banyak laporan tentang stunting dan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” jelas dia.

Sekda NTT Kosmas Lana berbicara tentang kesiapan Pemprov NTT dalam menghadapi sejumlah perubahan signifikan yang tengah terjadi. Birokrasi di NTT siap beradaptasi dan terus responsif dengan semua kebijakan yang kiranya bisa membawa NTT lebih maju lagi.

“Esensi pembangunan di NTT berbasis pada pertanian, namun nilai tambah produksi masih kecil, karena bangunan industri sektor pertanian tidak ada di sana. Peluang untuk ini ada, mari kita cari solusi bersama,” kata dia.

Robert Endi Djaweng, tokoh NTT asal Manggarai, yang dikenal luas sebagai ahli otonomi daerah dan pelayanan publik, memberikan pencerahan dengan menyebutkan sejumlah sumber pembiayaan bagi daerah.

“Kita harus mengoptimalkan semua sumber seperti fiskal, investasi, penanaman modal usaha oleh swasta, CSR, donor dan hibah serta sumber dana lainnya,” kata Endi pada peluncuran buku Sabtu, pekan lalu.

Menurut Endi, Pemprov NTT harus bisa memastikan konektivitas antarwilayah, pasokan energi dan reformasi tata kelola birokrasi. “Jika itu semua terjamin, uang mengalir ke NTT, Masyarakat kita bisa cerdas, sehat dan berkantong tebal,” tutup Endi.

Tokoh Perempuan NTT, Vivick Tjangkung, berharap pemprov NTT terus memperkuat peran UMKM dengan menaikkan kelas daya saing usaha-usaha kecil dari kampung-kampung. “Kita juga perlu menjaga kaum muda dari bahaya narkoba yang terus mengintai. Selamatkan generasi muda NTT sejak dini,” tegas Vivick.

Sypri Bate Soro, Head of Democratic Governance Unit UNDP, mengajak semua orang NTT melihat harapan besar di masa depan. Ada banyak pihak yang siap membantu NTT.

Menurut Sypri, ada banyak tangan yang ingin membantu NTT, seperti badan-badan internasional dan NGOs. Kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional mensyaratkan sejumlah hal, seperti komitmen kepala daerah, kesediaan birokrasi untuk ber-ko-kreasi, dan peran media massa.

“Kita melihat komitmen Gubernur Melki bagus. Semoga birokrasi di NTT mau melihat ajakan ini secara positif. Kalau soal dukungan media, NTT punya banyak sumber saya di sana,” kata pria asal Ngada ini. (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *