Jakarta, Infomsi.News–Pemprov DKI Jakarta turun tangan melakukan pengecekan perihal viral sekolah internasional menyediakan toilet untuk kaum gender netral. Pasalnya toilet gender netral itu viral di media sosial, meski tidak nampak plang merek sekolahnya.
Menanggapi hal tersebut ketua momisi X DPR Syaiful Huda mendesak Kemendikbud Ristek melakukan evaluasi besar-besaran terhadap sekolah-sekolah internasional di Tanah Air. Ia menyebut munculnya toilet gender netral di lembaga pendidikan merupakan indikasi mulai menyebarnya paham LGBT di sekolah.
“Sebuah bangsa kita meyakini jika lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) merupakan bentuk penyimpangan yang harus dicegah. Adanya toilet dengan gender netral di sebuah lembaga pendidikan menjadi indikator bahwa kampanye LGBT telah masuk ke sekolah di Tanah Air. Kami berharap Kemendikbud Ristek bergerak cepat,” kata Syaiful Huda kepada wartawan, Rabu (9/8/2023).
Lebih lanjut Huda menilai kampanye LGBT saat ini begitu marak. Mereka, kata dia, menggunakan berbagai media untuk menyuarakan kebebasan bagi pelakunya mulai dari film, musik, hingga wacana dan diskursus pelajaran di sekolah-sekolah.
“Dengan dalih hak asasi manusia mereka secara agresif mengkampanyekan kebebasan perilaku menyimpang yang jelas bertentangan dengan keyakinan dan budaya kita,” ujarnya
Politisi PKB ini meniyampaikan bahwa sekolah yang menyediakan toilet gender netral menunjukkan ada pengelola yang memandang LGBT merupakan suatu kewajaran. Situasi ini, menurutnya, meresahkan karena secara tidak langsung mengenalkan kepada peserta didik jika wajar saja ketika memilih menjadi bagian dari LGBT.
“Kami mendapat informasi jika Kemendikbud dan Disdik Provinsi Jakarta telah menurunkan tim untuk mengecek kebenaran informasi yang disampaikan Daniel Mananta, namun kami mendorong agar dilakukan evaluasi besar-besaran terkait kurikulum pelajaran yang disampaikan di seluruh sekolah internasional yang ada di Tanah Air,” ungkapannya
Lebih dalam Huda mengatakan evaluasi secara menyeluruh sekolah internasional di Tanah Air ini penting agar mereka tetap sesuai dengan koridor penyelenggaraan pendidikan yakni UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Menurutnya, dalam UU 20/2003 jelas disebutkan jika tujuan pendidikan adalah agar peserta didik mampu mengembangkan potensi sehingga menjadi individu yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan terampil.
“Jadi meskipun sekolah internasional namun mereka tetap harus tunduk dengan UU Sisdiknas, toh banyak juga warga negara Indonesia yang menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah internasional. Jadi evaluasi secara menyeluruh terhadap pola didik mereka juga cukup penting,” tuturnya.
Sebelumnya berdasarkan pengecekan sementara, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) DKI Jakarta memastikan tak ada sekolah di bawah instansinya yang memiliki toilet gender netral. Sejauh ini, yang tersedia di setiap sekolah hanyalah toilet untuk perempuan dan laki-laki.
“Berangkat dari TikTok serta video viral, kami sudah lakukan pengecekan di seluruh satuan pendidikan di DKI Jakarta bahwa tidak ditemukan toilet gender netral. Yang ada adalah toilet yang jelas, laki-laki/perempuan,” kata Purwosusilo kemarin Selasa 8/8/2023.
Sementara itu, pengecekan fasilitas di sekolah internasional yang berlokasi di DKI Jakarta masih berlangsung. Pengecekan dilakukan di sekolah tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA. Sejauh ini, kata dia, pihaknya tak mendapati keberadaan toilet gender netral di sekolah Jakarta.
“Terkait yang di sekolah kerjasama Internasional kami pengecekan sedang berlangsung saat ini kami utamakan sekolah-sekolah di satuan pendidikan yang ada di DKI Jakarta mulai TK, SD, SMP, SMA kami tidak temukan seperti itu. Artinya clear bahwa di semua satuan pendidikan di DKI Jakarta hasil penelusuran kami toilet itu hanya ada dua, untuk laki-laki dan untuk perempuan,” tegasnya. (ror)