Sekolah Rakyat: Disiplin Tidur dan Bebas Gawai, Solusi Pendidikan Ala Kemensos!

banner 468x60

Jakarta,msinews.com – Simulasi Sekolah Rakyat rintisan di Sentra Handayani, Cipayung, Jakarta Timur, memasuki hari kedua dengan fokus pada pembentukan pola hidup sehat dan disiplin bagi 75 siswanya.

Berbeda dari sekolah pada umumnya, program percontohan Kementerian Sosial (Kemensos) ini secara ketat mengatur jam tidur dan melarang penggunaan ponsel bagi para murid Sekolah Rakyat.

banner 336x280

Regut Sutrasto, Kepala Sekolah Rakyat Sentra Handayani, menjelaskan bahwa pembiasaan pola tidur menjadi prioritas.

“Bagaimana mengubah pola anak yang biasanya jam 10 atau 11 malam belum tidur, kita ajarkan jam 9 malam sudah harus istirahat,” ujar Regut, Kamis 10 Juli 2025.

Kata Regut, tujuannya jelas, agar siswa Sekolah Rakyat bisa bangun pagi dan melaksanakan salat subuh berjamaah di musala.

Tak hanya itu, larangan membawa ponsel menjadi aturan mutlak di lingkungan Sekolah Rakyat. Regut menegaskan, “Enggak boleh (bawa ponsel). Sabtu-Minggu juga tidak boleh.” Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi ketergantungan anak-anak pada gawai.

Komunikasi antara orang tua dan anak akan difasilitasi melalui wali asuh, di mana setiap wali asuh akan mendampingi 10 siswa dan bertanggung jawab mengawasi kegiatan keagamaan mereka.

Meskipun dengan aturan yang ketat, Regut mengklaim para siswa sangat menikmati seluruh kegiatan.

“(Murid-murid) Pada senang, alhamdulilah. Dan itu jadi amunisi kita ya, para guru untuk terus semangat membimbing mereka,” ungkapnya. Sekolah ini akan didukung oleh 12 guru, terdiri dari 6 laki-laki dan 6 perempuan.

Pada hari kedua simulasi, kegiatan diawali dengan salat subuh, dilanjutkan senam pagi, sarapan, mandi, dan pengenalan lingkungan serta fasilitas sekolah. Para siswa dibagi menjadi tiga kelompok, didampingi guru untuk berkeliling mengenal sarana dan prasarana.

Setelah makan siang bersama, mereka dibereskan dan dipulangkan, disambut antusias oleh orang tua di gerbang sekolah.

Salah satu murid, Muhammad Haris, menyatakan kegembiraannya mengikuti simulasi selama 2 hari 1 malam.

“Senang banget. Enggak sabar mau sekolah di sini. Soalnya di sini enak, enggak stres karena banyak belajar sambil bermain,” ucapnya polos, menggambarkan suasana belajar yang menyenangkan meskipun dengan disiplin tinggi.

Inovasi pendidikan yang diterapkan Kemensos melalui Sekolah Rakyat ini menarik untuk dicermati. Akankah model disiplin ketat tanpa gawai ini menjadi cetak biru bagi pendidikan di masa depan.**

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *