Muhaimin Iskandar ; KH. Dimyati Rois adalah Tokoh Teladan Berbagai Aspek Kehidupan

Abdul Muhaimin Iskandar,Ketua Umum PKB/istimewa
banner 468x60

MSINEWS-Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar  saat menghadiri peringatan 1000 hari wafatnya KH. Dimyati Rois, pendiri Ponpes Al-Fadlu wal Fadilah Kaliwungu, Kendal, sekaligus Ketua Dewan Syura DPP PKB 2018-2022.

Muhaimin Iskandar mengatakan , Kiai Dimyati Rois adalah sosok panutan yang telah mewarisi berbagai macam ilmu serta keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa, beragama, juga bernegara.

banner 336x280

“Kita semua yakin dan optimis warisan warisan beliau akan terus mewarnai kehidupan kemasyarakatan kita, mewarnai kehidupan keumatan kita, menjadi suluh penerang jalan bangsa dan negara,” katanya  di Kendal, Kamis malam (6/3/2025).

Kiai Dimyati, menurut Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskanda atau Cak Imin , adalah ulama yang patut menjadi rujukan bagi siapapun, terutama bagi keluarga besar PKB dan Nahdlatul Ulama.

Adapun, komitmen Kiai Dimyati Rois semasa hidup tidak hanya diimplementasikan dalam laku keagamaan saja, tapi juga dalam berbangsa dan bernegara.

“Beliau adalah salah satu rujukan PKB dalam komitmen keagamaan sekaligus komitmen kebangsaan. Satu tarikan nafas yang tidak bisa diputuskan antara kecintaan kepada agama dan kecintaan kepada tanah air,” kata mantan wakil Ketua DPR RI itu.

Untuk diketahui, KH. Dimyati Rois atau Mbah Dim lahir di Brebes pada 5 Juli 1945. Ia mengawali pendidikan sebagai santri di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, setelah itu berlanjut ke Rembang, tepatnya di Pondok Pesantren Sarang.
Sewaktu muda, Mbah DIm menetap di Kendal dan memutuskan untuk menikah dengan anak seorang tokoh masyarakat Kaliwungu, KH Ibadullah yang bernama Hj. To’ah pada 1 Januari 1978.

Setelah menikah dengan Hj. To’ah, Mbah Dim mendirikan Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah pada tahun 1985 di Kaliwungu, Jawa Tengah. Di sana ia mengajar santri yang berasal dari berbagai pelosok di Indonesia.

Karena dedikasinya terhadap organisasi Nahdlatul Ulama, Mbah Dim terpilih menjadi anggota Ahlul Halli wal Adi (AHWA) pada saat Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung pada tahun 2021.

Tak hanya itu, Mbah Dim juga merupakan Ketua Dewan Syura DPB PKB di era 2018 hingga 2022. Sehingga dengan meninggalnya sosok panutan tersebut, membuat keluarga besar PKB merasakan kesedihan yang mendalam.** Eky Baehaki.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *