Kunjungi Indoneia, Paus Fransiskus Utamakan Dialog Berdasarkan Prinsip “Persahabatan & Saling Menghormati”

oleh
banner 468x60

Jakarta,msinews.com- Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang dijadwalkan 3-6 September 2024 diyakini akan semakin mempererat hubungan antara Vatikan dan Indonesia.

Adapun, dua prinsip dasar dianut oleh Paus kelahiran Argentina itu adalah “Persahabatan dan Saling menghormati atau Friendship and mutual respect”. Dua prinsip tersebut menjadi arah dasar (ardas-red) bagi Paus Fransiskus setelah Konklaf para kardinal memilihnya menjadi Paus pada tanggal 13 Maret tahun 2013 di Roma.

banner 336x280

Persahabatan dan sikap saling menghormati inilah yang dipegang sekaligus menjadi dasar bagi Paus Fransiskus dalam memajukan urusan dialog antaragama dan perdamaian.

Demikian ditegaskan oleh Staf Dikasteri Dialog Antarumat Beragama Tahtah Suci Vatican, Dr. P. Markus Solo Kewuta, SVD, saat menjadi pembicara dalam acara Diskusi Publik bertema “ Memaknai Rencana Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Mau Apa Ke Sini?” dihelat oleh Lafadz Nusantara Center (LNC), di Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

“Saya masih ingat, pada Maret 2013, tiga hari setelah diangkat menjadi paus, beliau (Paus Fransiskus –red) langsung meminta kantor kami (Dikasteri Dialog Antarumat Beragama-red) mengadakan pertemuan lintas-agama, dengan mengundang semua tokoh agama non-Katolik yang hadir pada saat pengumumannya sebagai paus,” kata  Pastor Markus Solo Kewuta,SVD, Imam dan orang pertama asal Indonesia yang menjadi salah satu petinggi di Tahta Suci Vatican itu.

Padre Marco,SVD, demikian pria kelahiran Frolers Timur,NTT ini juga mengulas singkat tentang memahami misi Dialog Paus Fransiskus dalam Tiga Ensikliknya.

Menurutnya,  misi dialog Paus Fransiskus tercermin sangat jelas pada tiga ensiklik yang ditulisnya.

Padre Marco Solo,SVD, Staf Dekasteri Tahtah Suci Vatican

Pertama, ensiklik Lumen Fide (Cahaya Iman).

Ensiklik Cahaya Iman atau Lumen Fide ini menyebut bahwa “iman sebuah agama tidak akan berarti kalau terkurung di dalam kotak doktrin. Sebab, Iman harus ditunjukan dalam aksi-aksi nyata yang solusif dan konkrit bagi masyarakat luas dan memperkaya kehidupan bersama,” terangnya.

Dijelaskan, dalam ensiklik cahaya iman-lumen fide tersebut Paus Fransiskus hendak melakukan kritik terhadap praktik-praktik iman yang ‘meruntuhkan’  dan ‘merusak kehidupan bersama regardless ‘ apapun alasannya.

Kedua, ensiklik Laudato Si (Terpujilah Engkau, Tuhanku/Praise to be with You, My Lord).

Melalui ensiklik ini Paus Fransiskus ingin menegaskan bahwa semua orang, didorong oleh tanggung jawab bersama, dan juga oleh ajaran agama masing-masing harus bersama-sama berupaya menyelamatkan Ibu Bumi.

Bahwa  Paus Fransiskus ingin mengajak semua penduduk bumi untuk membangun aliansi moral di antara masyarakat yang berbeda tradisi agama.

Tak hanya itu, Paus asal Argentina ini juga mengajak semua warga dunia untuk mengembangkan konsep “Integral Ecology” (Ekologi Integral) yaitu pemahaman holistik tentang tantangan global yang berkaitan dengan aktivitas, perilaku, dan hubungan manusia.

Dalam Ensiklik tersebut, Paus Fransiskus mengaku, sejumlah ekonomi, bisnis, dan individu telah mengadopsi praktik “hijau”, sistem global secara keseluruhan namun masih jauh dari praktik ekologi integral.

Pada tahun 2021 ketika pertemuan dengan 40 tokoh agama di Vatikan, Paus menyebut ada kalimat Penuh Makna yang diucapkan oleh Paus Fransiskus.

“Generasi masa depan tidak akan pernah memaafkan kita ,jika kita kehilangan kesempatan untuk melindungi rumah kita bersama. Kita telah diwariskan sebuah taman, kita tidak boleh meninggalkan padang  gurun untuk anak-anak kita” kata Padre Marco menirukan pernyatan Paus Fransiskus dan 40 tokoh Agama di vatikan 2021 silam.

Paus Fransiskus juga secara tegas menyatakan bahwa  “Agama harus memberikan solusi. Kerja sama dan tanggung jawab bersama adalah imperatif.”

Isu yang sama, juga disampaikan Paus dalam pertemuan dengan Ibu Megawati, Desember 2023 di Vatican, dimana Padre Marco menjadi jurubahasanya.

Ketiga, ensklik Fratelli Tutti (Tentang persaudaraan dan persahabatan sosial/fraternity and social friendship).

Menurut Padre Marco, Paus Fransiskus ingin agar semua manusia dari berbagai agama bersatu.

Alasannya, Paus meyakini bahwa “No one can save him/herself” Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Ia bergantung pada orang lain”.

Pernyataan tersebut merujuk pada pengalamannya  selama pandemi Covid-19, dimana orang harus mengandalkan bantuan orang lain supaya bisa bertahan atau selamat dari pandemi Covid-19.

Dubes RI untuk Vatikan, Trias Kuncahyono

Lanjutnya, dalam pandangan Paus Fransiskus umat manusia mestinya membangun “jembatan penghubung” satu sama lain, dan “bukan membangun tembok pemisah”.

“Dengan kata lain, jangan membangun sekat-sekat sosial, jangan membangun ghetto-ghetto karena kebencian atau ketakutan terhadap orang lain yang berbeda dengan kita,”kata Padre Marco mengutup pernyataan Paus Fransiskus.

Untuk itu, kata dia,  Paus Fransiskus berpesan agar semua manusia terbuka menerima perbedaan.

“Jangan takut dengan perbedaan. Perbedaan itu sebuah kekayaan dan dapat memperkaya orang lain,” Padre Marco menirukan Paus.

Keinginan dan harapan Paus Fransiskus ke depan

Untuk diketahui,  selama masa kepausannya, Paus Fransiskus memiliki keinginan dan harapan yang tulus demi kebaikan seluruh umat manusia di dunia, tanpa membedakan, suku-bangsa, etnis, bahasa dan agamanya.

“Paus ingin supaya semua manusia melawan rasisme dan xenofobia atau ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing. Oleh karena itu, Paus mengharapkan agar semua orang peduli terhadap kaum migran dan pencari suaka dan mengupayakan perdamaian melalui dialog antaragama.”

Selain itu, Paus juga ingin agar semua orang menjadi “orang Samaria” yang baik hati (menolong orang yang membutuhkan tanpa bertanya siapa, dan tanpa meminta imbalan/penggantian biaya, (Bdk Injil Lukas 10:25-37).

Paus mengharapkan agar semua manusia menghidupkan dan memajukan kebebasan dan kesetaraan; Memajukan dan menjaga martabat anak-anak dan kaum perempuan dan menghindari perang.

Anggota Misionari dari Konggregasi Serikat Sabda Alla (SVD) ini menambahkan bahwa, Paus Fransiskus menginginkan agar semua manusia merawat Ibu Bumi sebagai ‘rumah kita bersama’.

“Nah, hal-hal seperti ini akan disampaikan ketika berkunjung ke Indonesia pada September nanti. Tentu saja, dengan penekanan sesuai konteks Indonesia,” ujar Padre Marco.

KH Taufiq Damas, akademisi Nahdatul Ulama saat menyampaikan sambutan

Tentang Nostra Aetate  (28 Oktober 1965)

Dalam pemakalaannya, Padre Marco juga menyinggung soal peran Lembaga Nostra Aetate,salah satu lembaga dimana dirinya menjadi Wakil Presiden Nostra Aetate di Roma.

Untuk diketahui, Lembaga ini telah memberiokan beasiswa kepada salah satu mahasiswa Muslim dari Indonesi yakni saudara Deni Iskandar asal Banten, untuk belajar di lembaga tersebut.

“Saya merasa bangga dengan Deni Iskandar, direktur Lafadzs Nusantara Center, penyelenggara diskusi publik Sabtu 20 Juli 2024 atau malam ini (wakyu Roma).

“Deni ini adalah mahasiswa saya di Yayasan Nostra Aetate, tahun 2023 lalu. Saya berharap, apa yang dilakukan Deni dan kawan-kawannya terus dikembangkan, supaya dapat berkontribusi lebih bagi upaya perdamaian,” katanya.

Romo Leo Mali (paling Kiri)

Yayasan Nostra Aetate merupakan salah satu perwujudan dari Dokumen Nostra Aetate: Pernyataan Sikap Gereja Katolik terhadap Agama-agama Non-Kristiani.

Berkarya dan Berdoa demi Perdamaian

Padre Marco mengatakan,  secara pribadi Paus Fransiskus sangat mencintai perdamaian dan berjuang sungguh-sunguh melalui dialog dan kerjasama (dialogue and collaboration) demi perdamaian dunia.

Sebaliknya, Paus sangat membenci peperangan, bahkan sampai sering kali menangis ketika memikirkan peperangan yang terjadi belakangan ini terutama Perang Rusia dan Ukraina, dan Israil melawan Palestina.

Paus telah mengerahkan berbagai kemampuan dan sumber daya yang ada di Vatikan . Ia menerima pemimpin Ukraina, mengutus orang kepercayaan nya ke Rusia, walau tidak diterima.”

Demi perdamaian, Paus juga mengutus orang-orangnya untuk melakukan pendekatan dengan pemimpin Israil dan Palestina. Ia melakukan pendekatan dengan banyak orang untuk menyelesaikan konflik-konflik tersebut. “Namun, upaya-upaya tersebut belum menimbulkan hasil”.

Meski demikian, Paus tidak pernah menyerah. Ia juga menempuh cara lain yaitu dengan berdoa.

Paus selalu berdoa, dan setiap kali ada audensi umum dan Doa Angelus di Lapangan Santo Petrus, ia mengajak seluruh umat untuk mendoakan perdamaian.

“Nah, kantor kami, dengan semangat Nostra Aetate ikut bersma Paus mengupayakan perdamaian, termasuk melalui pendidikan. Kami melakukan hal itu karena percaya bahwa kita bisa memanusia kan manusia melalui pendidikan.”

“Semakin seseorang memiliki pengetahuan yang banyak dan teruji tentang agama dan imannya sendiri, sekaligus juga tentang iman dan agama orang lain, disertai dengan kemungkinan besar untuk melakukan berbagai pengalaman pribadi, semakin terbuka dan moderat,” ujarnya.

Philip Gobang tampil sebagai moderator diskusi

Kesaksian Pribadi tentang Paus Fransiskus

“Saya mengalami sendiri bahwa sebagai Paus, ia adalah tokoh spiritual yang rendah hati, sederhana, jujur, terbuka, ramah, dan pendamai, Ia mengatakan secara jujur apa yang ia anggap benar dan baik, sekalipun itu kadang menyakitkan.”katanya.

Berulangkali Paus mengatakan “Kita akan membangun masa depan bersama atau tidak akan ada masa depan. Tidak ada alternatif lain. Agama-agama tidak dapat meninggalkan tugas mendesak untuk membangun jembatan antar manusia.”

“Saatnya telah tiba bahwa agama-agama harus lebih aktif mengerahkan diri, dengan keberanian dan tanpa kepura-puraan, untuk membantu umat manusia memperdalam kapasitas rekonsiliasi, visi, harapan dan jalan konkrit menuju perdamaian.” Demikian kata Paus saat ber pada Konferensi Global Persaudaraan Manusia, Founder’s Memorial Abu Dhabi, 4 Ferbuari 2019 lalu.

Yang Akan Dilakukan Paus Fransiskus di Indonesia 3-6 Sepetembar 2024

Padre Marco menjelaskan, bahwa  saat dikunjungi nanti, mungkin kita bisa mengibaratkan Paus Fransiskus seperti seorang ‘dokter spiritual’, yang siap mendengarkan pengalaman kita, dan mau merasakan masalah-masalah bangsa kita.

“Artinya, pada kunjungan Paus nanti, sebagai bangsa, kita perlu jujur menyampaikan keadaan kita yang sebenarnya, sisi baik kita apa, sakit kita di bagian mana, apa yang menjadi masalah atau pergumulan, dan apa yang bangsa kita inginkan?” imbuh Padre Marco.

Suasana Dialog 20 Juli 2024

Masih kata dia, agar supaya kehadiran Paus Fansiskus di Indonesia bisa memberikan semacam ‘’resep spiritual’ agar bangsa kita bisa mengembangkan apa yang sudah baik, dan mengatasi segala sesuatu yang masih kurang atau menjadi masalah.

“Dengan begitu, sebagai bangsa kita bisa semakin bertumbuh lalu bisa semakin terlibat dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain mengatasi masalah yang melanda dunia kita” pungkasnya.

Diskusi publik yang diselnggarakan Lafadzs Nusantara Center dan disupport oleh Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Tangerang Raya digelar secara luring dan daring, pada pukul 16.00 hingga 21.00 WIB, dengan jedah Sholat Magrib dan acara makan malam.

Diskusi dimoderatori oleh Philips Gobang dari NIC of Innovation School, Jakarta. Sedangkan para pembicara di antaranya Trias Kuncahyono , Dubes Besar RI untuk Vatikan, ), Dr Moh. Shofan Direktur Program MAARIF Institute for Culture and Humanitydan, Romo Leo Mali Pr (Ketua IRRIKA 2017-2018 / Alumni Pontifica Urbaniana University, Roma), KH Taufiq Damas, akademisi Nahdatul Ulama.

Dalam pengantarnya, Dubes Trias mengungkapkan, alasan paling mendalam mengapa Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Indonesia adalah menekankan aspek persaudaraan (brotherhood) dalam kehidupan bersama bersama global, terutama persaudaraan antara umat beragama Katolik dan Muslim.

“Selain itu Paus ingin jugaa menyaksikan sendiri hubungan persaudaraan yang begitu harmonis antara umat Muslim dan umat Katolik, serta umat beragama lain yang ada di Indonesia,” ujarnya. ** (Domi Dese ).

 

 

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *