Jakarta,msinews.com-Pendistribusian “makan siang gratis” salah satu program unggulan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto disorot pihak asing karena diyakini akan menambah defisit anggaran.
Pertanyaan pun muncul dalam Qatar Economic Forum, “In Conversation With President-Elect Prabowo Subianto”, Rabu (15/5/2024).
Adalah Bloomberg Haslinda Amin, jurnalis media yang melancarkan pertanyaan terkait pendistribusian program makan siang gratis presiden terpilih Prabowo Subianto yang dinilai bakal mendefitkan anggaran negara.
“Saya ingin mengarah ke rencana pengeluaran. Ketika Anda berkampanye, Anda membicarakan bagaimana memenuhi makan gratis, susu gratis untuk siswa. Lalu bagaimana Anda membayarnya program itu,” tanya Bloomberg Haslinda Amin,dikutip CNBC Indonesia,Kamis (16/5/2024).
“Bisakah Anda mendanainya program tersebut jika Anda saja tak bisa menaikkan batasan defisit anggaran 3%?,” lanjut Haslinda Amin dalam Qatar Economic Forum.
Menjawab pertanyaan sang jurnalis, Prabowo mengatakan bahwa, sebenarnya timnya sudah mempelajari hal tersebut. Dari kalkulasi yang didapat, pihaknya pun percaya ini bisa dilakukan.
“Kita telah mempelajari ini. Kita telah mempelajari angka-angkanya. Dan, kita sangat percaya diri kita bisa melakukannya. Kita percaya diri bisa melakukannya,” tegas Prabowo.
“Kami mempunyai manajemen fiskal tradisional yang prudent. Saya pikir kami mempunyai angka utang terhadap PDB terendah di dunia. Salah satu yang terendah. Jadi sekarang-lah waktunya untuk sedikit lebih berani dengan tata pemerintahan yang baik,” timpalnya lagi.
Prabowo pun mengatakan pihaknya akan melakukan sejumlah hal pada anggaran. Seperti mengurangi alokasi di pos-pos yang tak penting.
“Jadi ini soal efisiensi, tata pemerintahan yang baik, administrasi yang baik, manajemen yang baik,” tegasnya.
“Kami akan melakukan digitalisasi, komputerisasi, akan meningkatkan rasio pajak, pelayaan penerimaan. Kami akan merombaknya … sangat bertekad untuk mengurangi yang kurang penting,” jelasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah kesempatan mengatakan pemerintah berencana mematok defisi APBN 2025 pada rentang 2,45%-2,8%. Defisit APBN 2025 itu lebih besar dari yang dipatok pada 2024 dan 2023.
Menurutnya, defisit yang ditetapkan dalam APBN 2024 sebesar 2,29% dari PDB, sementara 2023 hanya Rp 1,65% dari PDB. Semakin lebar defisit artinya jumlah utang yang akan ditarik lebih besar.
Soal Dana Ibu Kota Nusantara (IKN)
Pada kesempatan yang sama, Prabowo juga ditanya soal pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Nusantara.
Namun, Prabowo lagi-lagi menegaskan bahwa ide tersebut sudah datang di awal kemerdekaan RI, dari Presiden pertama Soekarno.
“Ide pemindahan ibu kota telah ada sekitar sejak awal kemerdekaam kami. Presiden pertama kami, Presiden Soekarno membawa ide itu,” paparnya.
Lanjutnya, beberapa alasan mengapa pemindahan harus dilakukan. Mulai dari mencari titik tengah RI hingga kondisi Jakarta dan pemerataan ekonomi.
“Pertama idenya adalah membawa ibu kota kami ke wilayah yang lebih tengah,” jelasnya.
“Kedua, Jakarta dikelilingi, dan Java, memiliki populasi yang sangat tinggi. Jadi beban ekologis Jakarta luar biasa besarnya. Kami menghadapi kenaikan air laut. Ini sekitar 5-10 cm setiap tahun. Jadi kita harus membuat giant sea wall,” tegasnya.
“Tapi memindahkan ibu kota adalah salah satu hal untuk membawa pembangunan ke luar Jakarta,” tambahnya.
Terkait pendanaan, kata Prabowo lalu mengutip, pernyataan Jokowi saat menghadiri Indonesia-PEA (Persatuan Emirat Arab) Investment Forum, kemungkinan IKN memakan dana hingga US$ 35 miliar dolar atau Rp 556 triliun (kurs Rp 15.800/dolar AS).
“Ya Perhitungan memang US$35 miliar. Tapi kalkulasi itu mengacu pada bahwa kita membutuhkan 25 tahun sampai 30 tahun untuk menyelesaikan ibu kota ini,” ujarnya.
“Jadi kalau kamu mengatakan US$ 30 miliar selama 30 tahun berarti US$1 miliar setiap tahun,” terangnya.
“Ekonomi Indonesia,anggaran Indonesia bisa melakukan itu. Jadi kita sangat percaya diri,” beber Prabowo.
“Saya percaya ibu kota baru adalah proyek politik dan pendorong utamanya harus sumber daya domestik dan kemudian asing, investasi asing akan datang setelahnya,” tegas Prabowo Subianto. **
Editor : Domi Lewuk.