Sekolah Rakyat Gaet Teknologi Canggih untuk Asah Potensi Anak Bangsa

banner 468x60

Jakarta,msinews.com – Menteri Sosial atau Mensos Saifullah Yusuf bersama Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M. Qodari, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat M. Nuh, dan Pendiri ESQ Corp. Ary Ginanjar, mengunjungi simulasi perdana Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur, pada Rabu 9 Juli 2025.

Kunjungan ke simulasi Sekolah Rakyat ini, menandai dimulainya uji coba operasional sekolah rintisan yang fokus pada pemerataan akses pendidikan bagi kaum dhuafa.

banner 336x280

Mensos sapaan akrabnya Gus Ipul menjelaskan bahwa simulasi 24 jam ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan dan tes DNA, yang disediakan gratis oleh Ary Ginanjar.

“Tes DNA ini adalah semacam aplikasi berbasis AI yang sudah dilatih untuk mengetahui kemampuan siswa,” terang Gus Ipul.

Gus Ipul mengungkap, alat ini akan mempercepat identifikasi minat dan bakat siswa, sehingga memudahkan guru dalam mengarahkan pembelajaran.

Hasil tes kesehatan akan ditindaklanjuti bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Siswa yang terdeteksi memiliki penyakit menular akan mendapatkan perawatan hingga sembuh, dan dapat kembali ke sekolah setelah pulih.

“Ini sesuai arahan Presiden,” tegas Gus Ipul, sembari memohon doa restu agar simulasi Sekolah Rakyat berjalan lancar.

Hasil evaluasi simulasi akan menjadi bahan persiapan untuk memulai proses belajar mengajar di 63 titik Sekolah Rakyat pada 14 Juli mendatang. Sebanyak 37 titik lainnya akan menyusul beroperasi akhir Juli setelah sarana dan prasarana siap.

Wakil KSP M. Qodari menyebut program Sekolah Rakyat sebagai “ajaib” karena berpotensi mengubah masa depan anak-anak dari desil 1 dan 2 ekonomi terbawah.

“80% orang tua mereka lulusan SD, maksimal SMP. Ini menjadi konsen Presiden Prabowo agar anak-anak tidak mengalami nasib yang sama,” ujarnya. Qodari mengapresiasi kerja keras Kementerian Sosial dalam menyiapkan 100 sekolah, dengan target menampung hingga 300.000 anak putus sekolah atau tidak mampu.

Ia menambahkan, Sekolah Rakyat rintisan ini menggunakan fasilitas yang ada, namun tahun depan akan dibangun sekolah permanen di berbagai daerah melalui sinergi lintas kementerian dan pemerintah daerah.

M. Nuh, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, menyoroti tiga kunci utama program ini: memuliakan kaum dhuafa, menjangkau yang tidak terjangkau, dan memungkinkan yang tidak mungkin.

“Kita ingin memastikan layanan yang diberikan melebihi standar keaziman karena kita ingin memuliakan,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya mengatasi biaya personal yang sering menjadi kendala bagi keluarga miskin, meskipun biaya sekolah digratiskan.

M. Nuh berharap Sekolah Rakyat memiliki payung hukum yang jelas dan berkesinambungan, dengan mengusulkan agar program ini masuk dalam undang-undang sistem pendidikan nasional.

Sementara itu, Pendiri ESQ Corp. Ary Ginanjar menjelaskan keunikan Sekolah Rakyat yang tidak menggunakan sistem tes masuk.

“Menurut Albert Einstein, semua orang itu jenius,” katanya.

Dengan menggunakan manajemen talenta berbasis tes DNA, sekolah ini mampu mengidentifikasi kejeniusan dan potensi masing-masing siswa sejak awal.

“Dengan cara ini, setiap anak kita tahu siapa calon Rudi Habibie dari awal. Meskipun dia dari kaum dhuafa, kita tahu potensi dia,” jelas Ary, menekankan bahwa metode ini akan memastikan pembinaan hingga penempatan kerja menjadi lebih presisi.

Hal ini juga akan membantu guru mengajar sesuai talenta murid, mengurangi potensi bullying, dan membuka masa depan pekerjaan yang lebih cerah bagi mereka, demi mewujudkan generasi emas 2045.**

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *