Tradisi Budaya Saweran: Meriahnya Kelahiran Cicit Alm. Hi. Muhtar di Desa Canggung

oleh
banner 468x60

Lamsel, MSINews.com – Tradisi budaya merupakan warisan berharga yang terus dijaga oleh masyarakat untuk mempertahankan identitas dan kearifan lokal mereka. Salah satu tradisi yang masih kokoh dijaga di Desa Canggung, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) adalah tradisi budaya saweran untuk merayakan kelahiran seorang anak dari pasangan suami istri.

Dalam tradisi ini, kebersamaan dan kegembiraan masyarakat menjadi sorotan utama.

banner 336x280
Anak-anak hingga emak-emak saat berebut uang saweran di Desa Canggung Lamsel, Kamis 11/4/2024.

Asal Usul Tradisi Saweran

Tradisi saweran memiliki akar yang dalam dalam budaya masyarakat Lamsel. Saweran sendiri berasal dari kata “sawer” yang artinya memberi atau memberikan sesuatu secara sukarela.

Awalnya, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur atas kelahiran seorang anak, serta sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga desa.

Prosesi Tradisi Saweran

Prosesi tradisi saweran dimulai dengan persiapan yang matang oleh keluarga yang merayakan kelahiran anak.

Mereka mempersiapkan tempat acara, makanan, dan minuman untuk para tamu undangan. Selain itu, mereka juga menyiapkan uang koin kecil yang akan dibagi-bagikan ke mulai dari anak-serta emak-emak, pada Kamis 11/4/2024.

Pada hari yang telah ditentukan, para keluarga besar Alm, Hi.Mutar mulai dari anak hingga cucu dan cicit. Mereka mulai berdatangan ke rumah keluarga yang merayakan kelahiran cicit Alm. Hi.Mutar anak dari Asmalia yakni Herdiansyah.

Mereka membawa berbagai macam hadiah dan uang tunai makan kecil yang nantinya akan diserahkan dibagi kepada keluarga tersebut. Prosesi saweran dimulai dengan pembacaan doa bersama untuk keselamatan dan kebahagiaan anak yang baru lahir.

Setelah itu, barulah prosesi saweran dimulai. Para keluarga dan warga dan tamu bergantian memberikan kemeriahan kepada keluarga yang merayakan kelahiran anak sambil mengucapkan selamat.

Uang yang diberikan biasanya berupa koin-koin kecil yang kemudian diletakkan di atas tubuh bayi atau di sekitar tempat tidur bayi.

Makna dan Simbolisme

Tradisi saweran memiliki makna dan simbolisme yang dalam bagi masyarakat Desa Canggung. Selain sebagai ungkapan syukur atas kelahiran anak, tradisi ini juga melambangkan rasa kebersamaan dan gotong royong antarwarga desa.

Melalui prosesi saweran, masyarakat saling berbagi kebahagiaan dan berempati satu sama lain. Dengan demikian, tradisi saweran juga memiliki nilai-nilai edukatif yang positif bagi generasi mendatang.

Selain itu, tradisi saweran juga dianggap sebagai bentuk investasi untuk masa depan anak yang baru lahir. Uang yang dikumpulkan dari prosesi saweran akan disimpan untuk keperluan pendidikan dan masa depan anak tersebut.

Keseruan emak-emak sedang merebut saweran dengan membawa kantong kresek

Pertahankan Tradisi Budaya

Meskipun zaman terus berubah dan modernisasi terus mengalami kemajuan, penting bagi masyarakat Desa Canggung dan daerah lainnya untuk tetap mempertahankan tradisi budaya seperti saweran.

Tradisi ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga merupakan bagian integral dari identitas dan kearifan lokal yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Dengan mempertahankan tradisi budaya saweran, masyarakat Desa Canggung dapat memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas antarwarga desa.

Tradisi budaya saweran untuk merayakan kelahiran seorang anak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Canggung, Kabupaten Lampung Selatan. Melalui prosesi saweran, kebersamaan, kegembiraan, dan nilai-nilai luhur lokal terus dijaga dan dilestarikan.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *