Sab. Sep 13th, 2025

Pimpinan MPR RI Sampaikan Duka Cita kepada Korban Banjir di Bali

JAKARTA,MSINEWS.COM-Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menyampaikan dukacita atas musibah banjir besar yang melanda warga Bali.

“Turut berduka atas musibah banjir yang melanda warga Bali. Kami juga sampaikan dukacita untuk warga yang meninggal dunia dan terluka akibat musibah ini. Semoga banjir segera surut dan tertangani dengan baik dan cepat,” ujar Edy kepada wartawan di Parlemen,Jakarta,Kamis 11 September 2025.

Menurutnya, musibah banjir Bali ini juga menjadi pengingat bahwa dampak krisis iklim semakin nyata dan memberikan kerugian material bagi warga masyarakat.

“Hujan terus-menerus dan hampir tidak ada kemarau adalah anomali iklim yang terjadi di Indonesia saat ini. Dampaknya mulai dari siklus tanam dan panen beberapa komoditas yang tidak teratur sampai dengan banjir dan musibah yang terjadi di Bali saat ini,” pungkasnya.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan perhatian penuh pada dampak krisis iklim bagi warga masyarakat yang terdampak.

“Berikan perhatian penuh pada kelestarian lingkungan dan pastikan bahwa pembangunan dilakukan berdasarkan, salah satunya, asas berkelanjutan sesuai Pasal 33 Ayat (4) UUD 1945.”bebernya.

“Sebagai pribadi yang tidak henti-hentinya memperjuangkan mitigasi terhadap krisis iklim yang tengah kita hadapi, saya mengajak masyarakat untuk turut berperan dalam menjaga lingkungan, paling tidak di sekitar wilayah domisilinya,” tegas politisi PAN ini.

Edy yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP PAN ini juga mengapresiasi respons cepat Presiden Prabowo yang langsung memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan evakuasi dan penyelamatan bagi korban yang terdampak.

“Semoga banjir dan musibah segera berlalu dan Bali kembali pulih. Kita berharap Bali terus menjadi tujuan utama wisata warga dunia dengan menerapkan eco-tourism atau pembangunan pariwisata yang berkelanjutan,” tutupnya.

Adapun Kota Denpasar menjadi wilayah dengan lokasi banjir terbanyak yakni 81 titik, disusul Kabupaten Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan delapan titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik, serta di Klungkung banjir berdampak di Kecamatan Dawan.

Selain banjir, tanah longsor juga dilaporkan terjadi di 18 titik, dengan rincian 12 titik di Karangasem, lima titik di Gianyar, dan satu titik di Badung.

BNPB melaporkan dalam peristiwa kebencanaan ini ada sebanyak 562 orang warga mengungsi di sejumlah titik pengungsian sementara. Para penyintas itu memanfaatkan posko dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, balai desa, mushola, dan banjar sebagai lokasi pengungsian.

Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, menyampaikan dukacita atas musibah banjir besar yang melanda warga Bali.

Untuk mendukung percepatan pemulihan dan menjamin kondisi penyintas di pengungsian, BNPB menyalurkan bantuan logistik maupun peralatan berupa 200 lembar selimut, 200 matras, 300 paket sembako, 50 unit tenda keluarga, dua unit tenda pengungsi, satu unit perahu karet dengan mesin, serta tiga unit pompa air.

Selain itu, BNPB juga menjamin akan ada penyaluran bantuan dana stimulan dari pemerintah untuk rehabilitasi rumah warga yang mengalami kerusakan ringan, sedang, maupun berat akibat bencana ini.

Dilansir dari Antaranews, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat setidaknya hingga pukul 06.00 WITA jumlah korban yang ditemukan meninggal dunia akibat banjir besar di Bali mencapai 18 orang.

“Total meninggal dunia 18 orang, dari Kota Denpasar 12, Kabupaten Gianyar tiga, Kabupaten Jembrana dua, dan Kabupaten Badung satu orang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, di Denpasar, Jumat 12 September 2025.

Selain itu, di luar 18 korban dari seluruh Bali masih ada dua korban lainnya yang masuk daftar pencarian tim SAR gabungan.

Dari rangkuman BPBD Bali, hingga hari ketiga pagi terhitung sejak banjir besar melanda Bali, terutama Denpasar, Badung, Gianyar, dan Buleleng, pada Rabu (10/9) dini hari, kejadian yang tercatat adalah banjir 163 titik, tanah longsor 64 titik, pohon tumbang 35 titik, jembatan putus dua titik, jalan rusak tiga titik, dan tembok jebol 21 titik.

Adapun bencana banjir tersebar paling banyak di ibu kota Provinsi Bali yaitu Denpasar dengan 81 titik, disusul 15 titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Badung, 28 titik di Kabupaten Tabanan, 23 titik di Kabupaten Jembrana, dan empat titik di Kabupaten Karangasem.

Kemudian tanah longsor yang terjadi paling banyak di Tabanan dengan 43 titik, pohon tumbang paling banyak di Tabanan 17 titik, jalan rusak di Bangli dua titik, dan tembok jebol paling banyak di Karangasem 11 titik.

Dari data laporan sementara ini Agung Teja memperkirakan kerugian atas kerusakan 514 unit bangunan mencapai Rp28.915.360.000.

“Dengan rincian Kota Denpasar 474 los, kios, dan ruko bangunan rusak di Jalan Sulawesi dan Pasar Kumbasari senilai Rp25.537.360.000, Bangli tiga bangunan rusak dengan estimasi kerusakan Rp292.000.000,” ucapnya.

Sementara itu, di Tabanan ditemukan 29 bangunan rusak dengan estimasi kerugian Rp3.086.000.000, Karangasem enam bangunan rusak dengan nilai kerusakan masih dalam proses penghitungan, dan Gianyar ada bangunan rusak dengan nilai kerusakan yang masih dalam proses penghitungan.

Untuk mengatasi peristiwa ini pemerintah setempat telah membangun posko pengungsian. Hingga saat ini ada di Denpasar dengan 186 pengungsi tersebar di enam pos dan di Jembrana 250 pengungsi tersebar di dua pos.

Editor; Tim redaksi/dari berbagai sumber.

 

By Media Sejahtera Indonesia

Laju Informasi Pengetahuan Masyarakat Indonesia yang Transpran, Adil dan Maju Guna Pembagunanan NKRI Lebih Baik

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *