JAKARTA,MSINEWS.COM – Kongres pejuang perempuan Indonesia merupakan forum strategis yang menghimpun suara perempuan dari berbagai latar belakang. Adapun, bertujuan memperkuat peran perempuan sebagai agen perubahan dalam pembangunan bangsa. Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kartini serta mempererat kolaborasi lintas sektor demi kemajuan Indonesia.
Disampaikan bahwa, dalam menghadapi tantangan zaman, perempuan dituntut untuk berperan lebih aktif, terutama dalam pengasuhan anak sejak dini dan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga.
“Peran strategis ini menjadi krusial dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, di mana perempuan memiliki posisi sentral dalam mencetak generasi yang sehat, unggul, dan berkualitas.” katanya.

Lanjut dia, sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan perempuan, khususnya ibu hamil dan ibu menyusui, Badan Gizi Nasional (BGN) terus mendorong pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah konkret pemenuhan gizi ibu dan anak.
“Anak-anak yang saat ini masih dalam kandungan, yang kini duduk di bangku PAUD, SD, SMP, hingga SMA, akan menjadi tenaga kerja produktif pada tahun 2045. Jika sejak sekarang tidak kita intervensi (pemenuhan gizinya), mereka akan menjadi produk demografi dengan kualitas yang rendah. Karena itu, program MBG sangat penting, dan ke depan akan menyasar 82,9 juta penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga pelajar SMA atau sederajat.” tegas Dadan Hindayana, dalam sambutannya.

Bahwa, terselenggaranya Kongres Pejuang Perempuan Indonesia (KPPI) 2025, yang menghadirkan lebih dari 500 aktivis perempuan dari seluruh Indonesia, menjadi bukti semangat dan komitmen perempuan dalam mengambil peran aktif untuk kemajuan bangsa.
Program MBG juga membuka ruang seluas-luasnya bagi pemberdayaan perempuan di berbagai daerah. Dengan semangat inklusivitas, perempuan turut serta dalam pelaksanaan program ini sebagai Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG), akuntan, ahli gizi, hingga tenaga dapur.
“Saat ini, tercatat sebanyak 40.000 orang telah terlibat dalam pelaksanaan MBG di 1.080 SPPG, dengan komposisi 55% merupakan ibu-ibu. Ke depannya, ketika program ini menjangkau seluruh target 82,9 juta penerima manfaat melalui 30.000 SPPG, diperkirakan akan menyerap 1,5 juta tenaga kerja, dengan 55% di antaranya adalah perempuan,” tambah Dadan.
Ia menutup sambutan dengan harapan besar: keikutsertaan perempuan dalam Program MBG dapat memberikan ripple effect yang positif dalam pemenuhan gizi nasional, memperluas akses serta edukasi gizi dari tingkat rumah tangga, dan memperkuat pemberdayaan perempuan secara massif. Semua ini merupakan langkah penting dalam membangun sumber daya manusia unggul demi terwujudnya Indonesia Emas 2045. **
Sumber : Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional
Editor : Tim Redaksi/dese lewuk