Indonesia-Australia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan hingga UMKM

oleh
banner 468x60

Jakarta– Sejarah hubungan diplomatik Indonesia dan Australia berawal dari dukungan awal negara Kanguru tersebut berperan aktif dalam mendukung perjuangan Indonesia meraih kedaulatan, termasuk pada masa revolusi fisik 1945-1949.

Kemesraan Indonesia dan Australia telah berjalan sejak pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1949. Awalnya, perwakilan Indonesia di Australia, Dr. Usman Sastroamidjojo, telah dikirim ke Australia pada tahun 1947.

banner 336x280

Kedua Negara tetangga ini telah melewati berbagai dinamika, termasuk dukungan Australia terhadap perjuangan kedaulatan Indonesia di masa lalu, dan pasang surut hubungan yang dipicu oleh berbagai isu seperti penyadapan dan pemisahan Timor Timur.

Adapun, penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada tahun 2020 menandai tonggak penting dalam memodernisasi hubungan bilateral.

Saat ini, kedua negara memiliki kerjasama yang kuat di berbagai bidang, seperti ekonomi, pertahanan, dan pembangunan.

Terkini, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, memperkuat hubungan diplomatik tersebut dengan sepakat untuk memperdalam kerja sama strategis antara kedua negara demi kemakmuran, keamanan, dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Hal tersebut disampaikan PM Albanese dalam keterangan pers bersama usai pertemuan bilateral yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025.

“Saya datang ke kawasan ini terlebih dahulu karena kawasan ini adalah yang utama. Saya di Indonesia karena tidak ada hubungan yang lebih penting bagi Australia daripada hubungan ini, dan tidak ada negara yang lebih penting bagi kemakmuran, keamanan, dan stabilitas Indo-Pasifik daripada Indonesia,” kata PM Anthony Albanese.

PM Albanese memuji perkembangan pesat Indonesia, yang kini menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia berdasarkan jumlah penduduk, dan diproyeksikan akan menjadi ekonomi terbesar kelima pada dekade berikutnya.

“Indonesia sudah menjadi negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia pada akhir dekade berikutnya. Pertumbuhan dan transformasi ini merupakan hasil kerja keras dan aspirasi rakyat Indonesia,”ujar Pemimpin Partai Buruh Australia sejak 2019 itu.

Selain itu, ia juga mengapresiasi program-program pembangunan yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, salah satunya seperti program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo.

“Program pembangunan bangsa yang meningkatkan kehidupan seperti inisiatif makanan bergizi gratis dari Presiden. Pertumbuhan bangsa dan wilayah Anda juga berbicara tentang kemakmuran dan kesempatan yang diciptakan oleh perdagangan bebas dan adil serta oleh perdamaian dan stabilitas yang memungkinkannya,” ujar pemimpin partai buruh Australia, sebuah partai politik yang berdiri sejak tahun 20 Mei 1901 itu.

Di bidang hubungan luar negeri, PM Albanese menyampaikan bahwa Australia mendukung Indonesia untuk bergabung dengan Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Co-operation and Development/OECD) dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CPTPP).

“Saya jamin Pak Presiden, Australia mendukung Indonesia untuk bergabung dengan OECD dan juga kenaikan Indonesia ke CPTPP,” ujarnya.

Dalam konteks kerja sama ekonomi, PM Albanese menekankan pentingnya peningkatan hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara. PM Albanese mengajak semua pihak pemerintah, sektor bisnis, hingga masyarakat sipil untuk lebih aktif dalam memanfaatkan potensi ini.

“Untuk mengubah potensi luar biasa menjadi kemajuan konkret, maka kita semua, pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil perlu menunjukkan keterlibatan dan ambisi yang lebih besar,” bebernya.

PM Albanese juga menyoroti pentingnya hubungan kedua negara dalam memperkuat keamanan regional, dengan menegaskan pentingnya implementasi perjanjian kerja sama pertahanan yang telah diumumkan bersama pada Agustus 2024 lalu. PM Albanese berharap kedepannya kedua negara bisa bekerja sama lebih erat dalam bidang pertahanan.

“Ini merupakan langkah paling signifikan dalam kemitraan keamanan Australia dan Indonesia selama tiga dekade. Saya tegaskan bahwa saya tidak melihat perjanjian ini sebagai langkah terakhir, melainkan langkah berikutnya. Saya ingin kita memiliki tujuan yang lebih tinggi, melangkah lebih jauh, dan bekerja sama lebih erat,” tegas pria kelahiran Anthony Norman Albanes lahir 2 Maret 1963 itu.

Tidak hanya itu, PM Albanese juga mengapresiasi Presiden Prabowo atas sambutan hangat yang diberikan terhadap kunjungannya di Indonesia. PM Albanese menegaskan bahwa hubungan antara Indonesia dan Australia tidak hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas.

“Saya berterima kasih atas sambutan luar biasa dan kemurahan hati yang telah kami terima di sini. Merupakan suatu kehormatan luar biasa bagi saya untuk mewakili negara yang saya cintai di sini, di wilayah yang kita cintai bersama,” tutup suami dari Carmel Mary Tebbutt kelahira 22 January 1964 itu.

Sumber ; BPMI Setpres/editor ; timred/dmi lewuk.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *