Jakarta,msinews.com-Ordo Fratrum minorum (OFM) St. Michael Malaikat Agung Indonesia menggelar Seminar Nasional dengan tema “Iman, Kebijakan Publik dan Keadilan Ekologis: Refleksi Kebangsaan 80 Tahun Kemerdekaan” di Ballroom Vinsensius Putra, JL. Kramat Raya No. 134, Jakarta Pusat, Sabtu (9/08/2025).
Seminar mengahdirkan para pembicara di antaranya ; Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan RI, yang diwakili oleh Mikhail Gorbachev Dom ,Tenaga Ahli Menteri Kehutanan Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, Prof. Dr. Martin Harun OFM, teolog dan cendekiawan Katolik, Dr. Andreas Bernadinus Atawolo OFM, dosen dan aktivis keadilan sosial, Sandrayati Moniaga SH, pegiat HAM dan lingkungan hidup, dan Dr.Siti Maimunah,Pakar keadilan ekologis dan perubahan iklim.
Selain memperingati 80 tahun Kemerdekaan RI, acara ini juga untuk mengenang 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan, serta 10 Tahun Ensiklik Laudato Si, tentang perawatan Rumah Kita Bersama” pada tahun 2015. Ensiklik ini membahas keprihatinan mendalam tentang kondisi lingkungan hidup dan menyerukan tindakan global untuk mengatasi krisis ekologi yang sedang terjadi.
Dalam sambutannya, Romo Yohanes Wahyu Prasetyo OFM mengatakan bahwa, peringatan 80 tahun kemerdekaan menjadi momentum penting untuk merenungkan perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam mewujudkan keadilan sosial, sebagaimana tercantum dalam sila kelima Pancasila.
“Sebagai bangsa yang beriman, keadilan sosial dalam 80 tahun kemerdekaan Indonesia bukan hanya capaian, melainkan proyek etis dan spiritual yang terus diperjuangkan,” kata Romo Wahyu.
Ditegaskan bahwa, iman dan spiritualitas agama-agama harus tetap menjadi roh yang menggerakkan bangsa dalam melahirkan kebijakan publik yang berkeadilan sosial dan ekologis.
“Visi kami adalah memastikan tata kelola kehutanan yang menyeimbangkan tiga komponen utama yaitu, pelestarian hutan, pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Tiga komponen ini tidak boleh saling bertentangan tapi diharapkan untuk dapat saling menguatkan. Sehingga terwujud pembangunan yang tidak menghancurkan hutan tetapi bertumbuh bersama.”ujarnya.
Ditegaskan bahwa, Keadilan Sosio-ekologis dalam Tata Kelola Kebijakan Pemerintah Sektor Kehutanan sangatlah penting. Bahwasannya, isu tersebut menjadi sangat relevan mengingat kondisi krisis ekologi yang kita hadapi saat ini. Krisis ini bukan hanya masalah lingkungan.
”Keadilan sosial dalam 80 tahun kemerdekaan bukan hanya capaian, tetapi proyek etis dan spiritual yang mesti terus diperjuangkan. Gereja Katolik, kata dia, telah berkontribusi nyata dalam mendukung keadilan sosial dan ekologis di Indonesia” tegasnya.
Sementara itu, tenaga ahli Menteri Kehutanan Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, Mikhail Gorbachev Dom, menegaskan bahwa komitmen Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk menjaga hutan dan memberi sanksi tegas bagi perusak lingkungan.
Dalam Kesempatan itu, Mikhail Gorbachev membacakan pesan Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni.
Menhut Raja Juli menegaskan bahwa masyarakat Indonesia perlu menginternalisasi ajaran Paus Fransiskus dalam Laudato Si` yang menegaskan bahwa masalah lingkungan dan sosial tidak bisa dipisahkan. Kita membutuhkan prinsip-prinsip etis dan spiritualitas keadilan ekologis, yaitu model keadilan yang juga memperhitungkan relasi manusia dengan seluruh ciptaan.
Raja Juli meminta semua pihak untuk menjadikan momentum tersebut untuk menegaskan kembali komitmen bersama dalam merawat bumi sebagai rumah kita bersama.
”Kita harus membangun kesadaran kolektif mengenai mendesaknya keberpihakan terhadap lingkungan hidup dan kaum marginal yang menjadi korban. Dengan mempertemukan iman, kebijakan, dan perjuangan bersama, saya berharap seminar ini dapat menjadi ruang kontemplatif untuk menemukan arah baru bagi tata kelola bumi Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan,”imbuhnya.
Sedangkan Prof. Dr. Martin Harun, OFM, menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menjaga bumi.
Ia menjelaskan bahwa tanpa kolaborasi, maka kerusakan lingkungan akan berujung pada bencana alam.
Seminar ini dihadiri oleh 400 an peserta dari berbagai perwakilan daerah di Indonesia. Para peserta seminar juga disuguhi makanan tradisional seperti singkong rebus, ketela panggang,pisang dan lain-lain. // domi lewuk.