Jakarta,msinews.com – Program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif mulia yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memuliakan keluarga kurang mampu dan miskin dipastikan akan dimulai pada 14 Juli 2025.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf yang dikenal Gus Ipul menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat ini akan berbeda dari sistem pendidikan konvensional dengan menghilangkan tes akademik dan fokus pada pendekatan holistik terhadap setiap anak.
Menurut Mensos Gus Ipul, penerimaan siswa di Sekolah Rakyat tidak akan berdasarkan kemampuan akademik.
“Tidak ada tes akademik yang ada adalah cek kesehatan,” tegas Gus Ipul kepada wartawan di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos), Salemna, Jakarta, pada Selasa 1 Juli 2024.
Mensos Gus Ipul menerangkan, apabila ditemukan siswa dengan penyakit menular, pihak Sekolah Rakyat akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan perawatan medis hingga siswa tersebut pulih dan siap kembali belajar.
“Pada dasarnya tidak ada yang ditolak,” imbuh Gus Ipul, menandakan komitmen untuk merangkul semua kalangan.
Selanjutnya, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. M. Nuh, mengungkapkan sebuah terobosan signifikan dalam implementasi Sekolah Rakyat.
Berkat kolaborasi dengan Ary Ginanjar, sistem kecerdasan buatan (AI) sederhana akan diterapkan untuk mengidentifikasi potensi dan talenta unik setiap anak.
“Setiap ciptaan Tuhan itu tidak ada yang percuma, pasti ada keunggulan-keunggulannya,” ujar Prof. Nuh.
Sistem AI ini akan memungkinkan identifikasi bakat anak secara spesifik, yang selama ini sulit dilakukan dengan metode tradisional.
“Di dunia pendidikan juga sama, 30 anak di dalam kelas itu pelajarannya sama persis, pada setiap anak punya karakteristik sendiri,” jelas Prof. Nuh.
Dengan ini diharapkan proses identifikasi talenta dapat dilakukan dengan tepat cepat dan efisien, sehingga pengarahan dan pengembangan anak bisa lebih tepat sasaran.
“Dari situlah maka nanti pengarahannya pun juga tepat,” tambahnya.
Selain itu, Ary Ginanjar, tokoh di balik sistem identifikasi talenta ini, menegaskan bahwa gagasan Sekolah Rakyat yang disampaikan oleh Presiden Prabowo dan diteruskan oleh Mensos Gus Ipul adalah tentang menerima semua anak tanpa tes dan kemudian mengidentifikasi kekuatan unik mereka.
“Kita bisa menemukan siapa saja jenius di bidang apa,” ucap Ari.
Ia mencontohkan tokoh-tokoh seperti Rudy Habibie, Rudy Suwarno, Rudy Khairudin, dan Rudy Hartono yang memiliki kejeniusan di bidang berbeda.
Dengan sistem ini, anak-anak dari Sekolah Rakyat diharapkan akan teridentifikasi talenta mereka sejak dini, termasuk potensi para guru.
Riset dari Nebraska University menunjukkan peningkatan sebesar 7,44% dalam peningkatan kemampuan siswa yang diidentifikasi dengan metode serupa.
“Kita berharap justru lah dari Sekolah Rakyat ini lahir Indonesia yang memiliki generasi emas 2045,” pungkas Ary Ginanjar penuh optimisme.**