By : Inas N . Zubi
AHOK gembar gembor membongkar borok Pertamina, tapi borok apa yang dibongkar oleh Ahok?
Ternyata, hanya utang Pertamina yang ia soroti, dan tidak lebih dari itu. Ketika Pertamina berencana melakukan pinjaman, persetujuan dari Komisaris Utama (Komut) yang saat itu dijabat oleh Ahok sangatlah penting.
Lalu, mengapa pinjaman tersebut tetap disetujui oleh Ahok?
Dalam pernyataannya, Ahok juga menyebutkan keinginannya untuk mengaudit proyek-proyek kilang Pertamina. Namun, tampaknya ia tidak memahami jabatan-nya bahwa sebagai Komut, ia juga dapat merangkap jabatan sebagai Ketua Komite Audit di Pertamina.
Seandainya Ahok memahami sepenuhnya tanggung jawab dan wewenangnya sebagai Komut, maka tidak perlu banyak omon-omon; sebaiknya ia langsung melaksanakan tugas yang diembannya dengan serius.
Sebagai Komisaris Utama (Komut) dan mantan Komut, Ahok seharusnya tidak perlu mendiskreditkan Pertamina di hadapan publik, mengingat ia menerima gaji sangat besar dari Pertamina.
Pada masa jabatannya, seharusnya ia fokus pada pembenahan internal di Pertamina.
Jika ia memiliki data dan fakta yang jelas mengenai adanya penyimpangan, langkah yang tepat adalah melaporkannya kepada KPK, bukan kepada media.
Pendekatan ini akan lebih konstruktif dan dapat membantu menjaga integritas serta reputasi perusahaan. Dengan demikian, upaya perbaikan yang dilakukan akan lebih efektif dan berdampak positif bagi Pertamina dan masyarakat luas.**
*)Inas N. Zubir adalah mantan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Partai Hanura.