Jakarta,msinews.com-Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir memimpin apel penyambutan sekaligus pelepasan Kepala Daerah peserta Retret Gelombang II di Plaza Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Minggu 22 Juni 2025.
Para peserta, yang mengenakan seragam PDL Praja, akan melanjutkan perjalanan menggunakan Kereta Cepat Whoosh menuju Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sebagai lokasi retret.
Dalam amanatnya, Tomsi Tohir menyampaikan bahwa kegiatan orientasi atau retret ini bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan juga sarana penting untuk mendisiplinkan diri. Ia menyoroti pentingnya kemandirian para kepala daerah selama kegiatan.
“Biasa sehari-hari ada yang nemenin, ada yang setrika, bersih-bersih sepatu, sekarang ngurus sendiri, sama seperti dulu lagi. Kemudian dimulai yang biasa bangun siang, sekarang bangun pagi. Olahraga biar sehat, itu juga untuk melatih supaya kita biasa rapat pagi. Kemudian dilanjutkan dengan materi,” ujar Tomsi.
Penguatan Tupoksi, Regulasi, dan Kebijakan Nasional, Tomsi menjelaskan bahwa materi retret akan mencakup tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala daerah, regulasi yang berlaku, serta kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan nasional.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi para kepala daerah untuk saling mengenal dan bertukar informasi terkait daerah masing-masing, yang diharapkan dapat membentuk tim yang solid.
“Diharapkan dapat menjadi suatu tim yang baik. Dan dalam pelaksanaannya bisa saling membantu untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berprinsip good governance. Dan tentunya kita ketahui bersama bahwa setiap kabupaten itu tidak bisa berdiri sendiri,” tambahnya.
Pentingnya Kerja Sama Antar Daerah dan Nasionalisme, Tomsi menekankan bahwa setiap daerah memiliki keterkaitan erat dengan daerah lainnya, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Sebagai contoh, dalam program pengendalian inflasi, kerja sama antardaerah menjadi krusial, terutama saat ada komoditas yang mengalami lonjakan harga.
“Kalau di sini ada cabai banyak, di sini cabai mahal, iya kan? Ini bisa saling berhubungan. Kenapa? Kita melayani masyarakat supaya masyarakat kita mendapatkan sembako dengan harga yang murah, dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tomsi berpesan bahwa retret ini juga menyentuh aspek nasionalisme. Ia menegaskan bahwa setiap daerah perlu mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan daerahnya sendiri.
Pemahaman ini sangat penting agar Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh dan dapat maju bersama. “Ini juga tentunya harus dapat dipahami dengan sebaik-baiknya,” tandasnya.*