Bekasi, msinews.com– Pemerintah Provinsi Jawa Barat berusaha menekan angka defisit komoditas demi memenuhi kebutuhan masyarakat provinsi Jawa Barat yang semakin tinggi terutama jelang lebaran. Komoditas yang berpotensi defisit, di antaranya, bawang merah berpotensi desifit 1.827 ton, minyak goreng 131.925 ton, dan kacang kedelai 198.090 ton.
Adapun, salah satu usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi defisit itu adalah mendatangkan pasokan komoditas tersebut dari luar Provinsi Jawa Barat. Harapannya, tidak terjadi panic buying.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Bekasi juga berusaha dengan menggelar kegiatan Pasar Murah di beberapa lokasi di Kota Bekasi untuk menekan potensi kenaikan harga pangan jelang lebaran. Penyaluran bantuan beras sebanyak 10 kg per Kepala Keluarga juga disalurkan untuk para penerima manfaat dari Bappenas di Kota Bekasi.
Tidak berhenti di situ saja, Pemerintah Kota Bekasi juga berusaha menjalin kerja sama dengan beberapa produsen pangan di sejumlah daerah. Senada, upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang lebaran.
Seorang warga KOta Bekasi, Sulis (40), berharap pemerintah tetap berusaha menekan harga sembako terutama menghitung hari jelang lebaran. Walaupun dinilai harga sembako stabil, dirinya menilai masih cukup berat.
“Memang stabil sih harganya pas mau lebaran ini tapi masih berat buat saya, semoga pemerintah tetap usahain biar sembako gak mahal dan langka,” katanya dilansir media Parlementaria pada Minggu (7/4/2024) pagi.
“Memang stabil sih harganya pas mau lebaran ini tapi masih berat buat saya, semoga pemerintah tetap usahain biar sembako gak mahal dan langka”kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu panik mengenai ketersediaan bahan pangan jelang Ramadan. Walaupun begitu, ia tetap mengingatkan stakeholder terkait mengantisipasi kenaikan sekaligus kelangkaan komoditas.
Terutama soal kedelai lokal, Politisi Fraksi Partai PKB ini berharap pemerintah melakukan penanaman komoditas kedelai lokal dengan jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang baik.
“Tempe dan tahu yang terbuat dari kedelai lokal memang lebih diminati masyarakat karena rasanya yang lebih enak dan gurih. Ini yang menjadi catatan kami bersama dengan kementerian terkait bagaimana ketersediaan atau usaha untuk meningkatkan produktivitas kedelai lokal ini,” tutupnya. ** dmi.