Oleh : Syamsul Noor
ARTEFAK arkeologis seperti prasasti dan arca, dalam konteks ilmu komunikasi pada dasarnya merupakan alat atau media komunikasi.
Oleh karena itu artefak dimaksud dapat dipandang sebagai representasi realitas ~ dalam konteks sejarah tentu mengandung pesan-pesan tentang peristiwa pada masa lampau.
Arca Bodhisatva Maitreya adalah salah satu artefak arkeologis peninggalan Kerajaan Sriwijaya, yang ditemukan di kawasan Ogan Komering Ulu Timur (OKUT). Pada arkeolog dan ahli sejarah memperkirakan artefak itu berasal dari abad ke-9 atau abad ke-10 Masehi.
Visualisasi arca tersebut dalam tataran relijiusitas Budha merupakan sosok figur sentral, berupa sosok Sidharta Gautama Budha mengenakan mahkota, berbentuk stupa sebagai simbolisasi visionerisme Budha.
Diksi Bodhisatva dan Maitreya memuat pesan transendental, yang secara _imanen_ atau duniawi dapat dimaknai sebagai ciri-ciri khas dari manifestasi pencipta, penguasa, atau pemimpin.
Seorang penguasa atau pemimpin tentu telah jamak divisualisasikan mengenakan mahkota pada kepalanya. Arca Bodhisatva Maitreya dari Komering (OKUT) juga divisualisasikan mengenakan mahkota.
Sangat beralasan apabila mahkota Arca Bodhisatva Maitreya, berdasarkan semiotika dapat dikatakan sebagai representasi dari visual Mahkota Kedatuan Sriwijaya.**
*) Penulis adalah seorang penyair, novelis, dan peminat palaentologi.