Jakarta, InfomsiNews–Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GPKSI), Eddy Martono mengungkap dampak dari fenomena cuaca panas ekstrem atau El Nino baru akan berdampak terhadap produksi sawit pada tahun 2024 mendatang. Pasalnya di tahun baru akan ada keterlambatan kematangan buah saja, dan pastinya ini di luar prediksi.
“Kalau terjadi El Nino tahun ini, itu memang dampaknya tidak tahun ini (tahun 2023). Paling tahun ini ada keterlambatan kematangan buah saja, karena kalau tidak ada hujan buah itu lambat matangnya,” kata Eddy dalam workshop Gapki di Bandung, dikutip CNBC Indonesia, Rabu 23/8/2023.
Eddy mengatakan, akibat dari El Nino baru akan terasa di tahun 2024 mendatang, karena tidak bisa memupuk di tahun ini. Hal ini karena waktu pemupukan kelapa sawit itu sendiri paling sebentar ialah sekitar 6 bulan.
“Tetapi, dampaknya itu akan di tahun depan (tahun 2024), karena kita nggak bisa memupuk di tahun ini. Paling tidak pemupukannya minimal 6 bulan,” jelasnya.
Apabila fenomena cuaca panas ekstrem atau El Nino di tahun ini sama seperti tahun 2015 atau 2019 lalu, Eddy menyebut, kemungkinan dampaknya bisa sampai 2 tahun tidak ada produksi kelapa sawit.
Lanjut Eddy memprediksikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bahwa fenomena El Nino di tahun ini tidak akan begitu parah jika dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2019 lalu.
“Di tahun ini prediksinya tidak seperti tahun 2019 atau 2015 yang cukup panjang. Seharusnya, kalau ikuti prediksi BMKG, itu dampaknya tidak akan sedahsyat tahun 2015 dan 2019,” ujarnya.
GPKSI bersama pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah berupaya untuk membantu pengimplementasian dari teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau pembuatan hujan buatan.
“Setiap menjelang El Nino kita ada SOP (Standard Operating Procedure) untuk mencegah di kebun dan sekitar kebun, itu ada semua. Bahkan, kita bersama pemerintah melakukan hujan buatan dengan TMC. Kita membantu pemerintah, sudah dilaksanakan,” tandasnya
Selain itu, kata Eddy, pihaknya telah meminta para pemilik perkebunan untuk melakukan perawatan dengan benar dan baik lebih awal sebelum El Nino itu terjadi, seperti melakukan pemupukan yang dilakukan dengan clear.
“Supaya begitu nanti terjadi kita nggak bisa memupuk, jadi pada waktu setelah El Nino produksi tidak langsung terjun bebas,” ucapnya.
GAPKSI melarang melakukan pemangkasan pada waktu menjelang kemarau, dan dilarang untuk melakukan penyemprotan, karena akan berbahaya terhadap perkebunan kelapa sawit itu sendiri.
“Kami juga melarang pada waktu El Nino itu melakukan pemangkasan pelepah, dan juga tidak boleh melakukan penyemprotan, itu bahaya,” terang dia. (ror)