BKSAP DPR RI Kawal Investasi Bertanggung Jawab dalam Persoalan ASEAN-RAI

oleh

Ubud,msinews.com-Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mengawal investasi bertanggung jawab, khususnya yang berkaitan dengan ruang lingkup pangan, pertanian, dan kehutanan di ASEAN atau dikenal dengan istilah ASEAN Responsible Agriculture Investment (ASEAN-RAI).

Pernyataan tersebut disampaikan di sela-sela penyelenggaraan pertemuan multipihak kedua (second joint event) antara AIPA, Badan Pangan Dunia (Food Agricultural Organization/FAO), dan IISD, di Ubud, Bali, Rabu kemarin.

“Kita dalam tiga hari terakhir ini merupakan sebuah sinergi antara DPR RI, AIPA, FAO, dan SSID melakukan sinergi dan memang ini diprakarsai oleh AIPA dalam mengawal ASEAN-RAI,” ujar nya kepada awak media parlemen.

Ia menjelaskan bahwa ASEAN-RAI merupakan sebuah panduan dalam mendorong investasi yang berkelanjutan berkaitan dengan tiga hal, yaitu pangan, pertanian, dan kehutanan. ASEAN-RAI ini menjadi peta jalan (road map) agar bagaimana investor maupun pemerintah bisa memastikan investasi yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN dapat berkelanjutan dan inklusif, baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Lanjutnya, ASEAN-RAI mencakup 10 prinsip tata kelola Sosial, Lingkungan, dan Pemerintah (Environmental, Social, and Governance/ESG) tentang bagaimana cara mencegah risiko dan berdampak positif, khususnya terkait sektor pangan, pertanian, dan kehutanan.

Adapun, dokumen ASEAN-RAI secara resmi diadopsi oleh para menteri terkait pertanian dan kehutanan antar masing-masing negara ASEAN di 2018. Ini menunjuk kan keseriusan untuk menerjemahkan peta jalan regional ini ke dalam aksi dan kebijakan di tingkat nasional.

“Bahwa yang terpenting dalam satu konsep investasi adalah investasi yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen menjaga lingkungan, agar di masyarakat juga secara inklusif melibatkan para petani sehingga mereka mendapatkan manfaat cukup besar. Juga yang terpenting memahami situasi agar tanggung jawab ini dilakukan semua pihak,” terang politisi Partai Demokrat ini.

“Bahwa yang terpenting dalam satu konsep investasi adalah investasi yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen menjaga lingkungan, agar di masyarakat juga secara inklusif melibatkan para petani”.

Putu Supadma juga menyampaikan rasa keprihatinannya bahwa investasi di bidang agrikultur, khususnya soal ketahanan pangan, tiap tahun selalu menurun.

Oleh karena itu, ke depannya, ia mendorong komitmen semua pihak, baik pemerintah maupun maupun parlemen, agar terus mengawal dan membangun legislasi yang komprehensif untuk menjaga ketahanan pangan.

“Apalagi ke depan kita juga perlu memberikan afirmasi terhadap pertanian yang berkelanjutan. Indonesia bersama delapan negara di ASEAN yang memang salah satunya terfokus untuk pertanian dan secara turun temurun, tentu ke depan perlu dibangun mekanisme yang komprehensif untuk mengawal sustainable agriculture. Juga untuk mengawal food security kita,” beber Anggota Komisi VI DPRI ini.

Putu juga menekankan adanya kerja sama komprehensif yang lebih luas dengan beberapa negara lain, misalnya Spanyol dan Swedia. Hal itu agar memastikan semua produk agrikultur Indonesia bisa mencapai pasar-pasar yang ada di kawasan Eropa.

Selain itu, Indonesia juga harus melihat pasar Eropa, tapi di satu sisi Eropa juga harus diedukasi dengan produk-produk ASEAN, khususnya Indonesia.

“Ini yang harus kita dudukan bersama. Karena itu saya apresiasi semangat AIPA dan berbagai pihak untuk mengawal semua ini mencari win-win solution. Sehingga, pada ujungnya kita mampu meningkatkan investasi yang bertanggung jawab, yang lebih maksimal dan eksponensial untuk membangun ketahanan pangan, agrikultur yang berkelanjutan. Jadi, yang trpenting agar dapat memberikan kesejahteraan kepada petani,” tegasnya. ** Tim/DM.