Jakarta, MSINews.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti mengungkapkan bahwa mereka mengalami intimidasi sebelum pembacaan ‘Maklumat Trisakti Lawan Tirani’ di Tugu Reformasi pada 12 Mei mendatang.
Presiden Mahasiswa Trisakti, Vladima Insan Mardika, mengatakan pihaknya telah menghadapi tekanan yang signifikan menjelang acara tersebut.
Baca juga : Mahfud MD Yakin Hasil Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Meleset
“Kami akan bacakan maklumat Trisakti melawan tirani baru, dan hari ini kami mendapat banyak sekali represifitas,” kata Presiden Vladima dikutip CNNI, Jum’at 9/2/2024.
Menurut Insan, pihaknya telah menerima larangan masuk ke kampus pada hari cuti bersama, yang dianggapnya sebagai tindakan yang tidak biasa.
“Ini suatu hal yang memalukan bagi kami, terutama bagi saya sebagai presiden mahasiswa yang tidak bisa membawa mahasiswa masuk ke kampus,” ujarnya.
Selain larangan masuk ke kampus, Insan juga mengungkapkan bahwa wakil presiden mahasiswa Trisakti mendapat tekanan untuk tidak melakukan orasi, meskipun ia enggan menyebutkan nama yang terlibat.
Hal ini menambah ketegangan di kalangan mahasiswa Trisakti yang telah bersiap untuk menyampaikan maklumat mereka.
Maklumat yang akan dibacakan tersebut merupakan hasil kesepakatan dari berbagai elemen civitas akademika Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Mereka menentang berbagai pelanggaran etika kehidupan berbangsa yang mereka lihat terjadi di negara, terutama oleh Mahkamah Konstitusi dan Presiden Joko Widodo.
Para mahasiswa juga mengecam segala bentuk intimidasi dan kekerasan negara terhadap ekspresi kritik dan protes, serta menyatakan dukungan terhadap suara gerakan keprihatinan dari berbagai elemen masyarakat akademis.
Baca juga : Shin Taeyong Tinggalkan Timnas Indonesia, Kembali ke Seongnam FC
Mereka menegaskan bahwa Pemilu 2024 dianggap tidak fair, bebas, dan demokratis. Insan menekankan pentingnya kembali ke jalur Reformasi 1998, dengan menegakkan supremasi hukum dan HAM, memberantas korupsi, serta membatasi kekuasaan melalui UUD 1945.
Para mahasiswa Trisakti berharap untuk meraih perubahan positif dalam sistem demokrasi yang sedang mereka perjuangkan.
“Bisa kembali ke jalur Reformasi 1998: menegakkan supremasi hukum dan HAM, memberantas KKN, mengadili kroni-kroni Soeharto, menjaga otonomi daerah, mencabut dwifungsi ABRI, dan membatasi kekuasaan melalui UUD 1945,” pungkasnya. (Ata)