Jakarta,msinews.com-Paroki Santo Servatius Kampung Sawah, Bekasi menggelar bebaritan atau Sedekah Bumi. Ini tradisi yang telah berjalan lama. Tahun 1936 pastor Oscar Cremers memberkati sekolah misi dengan nama Rooms Katholieke Verlogshool, dilanjutkan ungkapan syukur masa panen pada 13 Mei dengan Sedekah Bumi. Kemudian didaraskan doa bersama para tokoh asli berbagai agama dan misa dengan nyanyian bernuansa Betawi (senibudayabetawi.com).
Keragaman agama di komunitas Betawi telah hadir sejak dua abad silam. Heterogenitas masyarakat Kampung Sawah membuat penduduknya mempunyai toleransi yang tinggi, misalnya perbedaan agama dalam satu keluarga.
KH Rahmadin Afif, pemuka agama Islam memiliki adik perempuan Kristen. Tokoh Katolik Jacobus Napiun, mempunyai adik beragama Islam (nu.or.id).
Adapun, Betawi Katolik (Kombet) dan warga berbagai etnis mewarnai kehidupan paroki Kampung Sawah.
Bagaimana dinamika Kombet merawat budaya Betawi di paroki? Apa saja tradisi yang masih bertahan hingga kini? Mengapa memilih nama Santo Servatius?
Simak #LiveTalkshow #MerawatKebhinekaan #KatolikanaTV dipandu oleh Lukas Ispandriarno.
Kegiatan ini menghadirkan Narasumber yakni Martinus Napiun (Anggota Komunitas Betawi Katolik), Maria Meinita Napiun (Anggota Komunitas Betawi Katolik),dan Aloisius Eko Praptanto (Pegiat Kebhinnekaan Kampung Sawah).
Nyok,Kite dateng bebarengan, ikut meriahkan tradisi budaya leluhur tanah Betawi.